Khawatir Insiden Wadas Timbulkan Trauma
Terpisah, anggota Komisi III DPR RI Jazilul Fawaid meminta insiden Wadas ini dievaluasi. Dia khawatir insiden tersebut bisa menimbulkan kekhawatiran terhadap warga Wadas.
"Ingatlah pada konstitusi bahwa tujuan bernegara itu melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Tidak boleh ada warga yang cemas dan ketakutan dalam menjaga hak dan kepemilikannya. Ya dievaluasi semuanya agar peristiwa ini segera selesai dan tidak menimbulkan trauma," terang Jazilul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jazilul mengingatkan tugas polisi yang harus memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat. Menurutnya, polisi baru bisa dikatakan hebat apabila bisa menjaga ketertiban.
"Bahkan polisi sesuai tugasnya mestinya dapat memberikan jaminan keamanan agar warga desa kembali hidup normal, berkumpul bersama keluarga dan bertetangga dengan rukun damai. Polisi hebat bila dapat menjaga ketertiban dan keamanan warga masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Komnas HAM turun langsung ke Desa Wadas, Jateng, untuk melakukan pemantauan dan menggali fakta terkait insiden bentrokan yang terjadi beberapa waktu lalu di sana. Ada sejumlah fakta yang ditemukan Komnas HAM, yakni kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian kepada warga saat melakukan pengamanan.
"Menemukan fakta adanya kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam pengamanan pengukuran lahan warga yang sudah setuju," kata komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, melalui keterangan tertulis, Minggu (13/2).
Beka menuturkan Komnas HAM juga menemukan fakta lainnya, yakni masih ada beberapa warga yang belum berani kembali ke rumah masing-masing. Sejumlah warga itu, kata Beka, belum kembali ke rumah karena masih merasa takut.
"Mendapati informasi beberapa warga belum pulang ke rumah masing-masing karena masih merasa ketakutan," tuturnya.
Beka menyampaikan, dari hasil temuan, didapati masih banyak anak yang mengalami trauma. Selain itu, ada kerenggangan sosial di antara masyarakat yang pro dan kontra adanya tambang batu andesit di sana.
"Banyak warga dewasa dan anak mengalami trauma. Mendapati fakta terjadi kerenggangan hubungan sosial kemasyarakatan antara warga yang setuju dan menolak penambangan batuan andesit," imbuhnya.
(drg/imk)