'Jack The Ripper' Versi Prancis Pura-pura Gila agar Tak Dihukum

Hitamnya Hitam

'Jack The Ripper' Versi Prancis Pura-pura Gila agar Tak Dihukum

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 13 Feb 2022 14:11 WIB
Joseph Vacher (Wikipedia Commons)
Joseph Vacher (Wikipedia Commons)
Jakarta -

Joseph Vacher adalah salah satu pembunuh berantai yang paling terkenal di Prancis. Ia bahkan dijuluki 'Jack the Ripper'-nya Prancis. Tapi ia pernah pura-pura gila agar lolos dari hukuman.

Dikutip dari Murderpedia, Joseph adalah putra seorang petani buta huruf. Saat masih muda, Joseph dikirim ke sekolah Katolik yang sangat ketat. Dia diajari untuk taat kepada Tuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 1893, ketika dalam wajib militer, ia jatuh cinta pada seorang pelayan muda bernama Louise, yang sama sekali tidak tertarik padanya. Joseph mencoba merayunya dan melamarnya untuk terakhir kalinya sebelum kembali ke rumah, tetapi ia ditolak. Dalam kemarahan, dia menembaknya empat kali (Louise terluka parah, tetapi selamat).

ADVERTISEMENT

Joseph sempat ingin bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri dua kali di kepala, tapi ia selamat. Joseph pun sempat dirawat di rumah sakit jiwa. Tak lama setelah dibebaskan, pada usia 25 tahun, ia memulai pembunuhan massal.

Selama periode tiga tahun yang dimulai pada 1894, Joseph membunuh dan memutilasi setidaknya 11 orang (satu wanita, lima gadis remaja, dan lima remaja laki-laki). Banyak dari mereka adalah penggembala. Para korban ditikam berulang kali, sering dicabut isi perutnya, diperkosa, dan disodomi.

Pada 1897, Joseph mencoba menyerang seorang wanita di sebuah ladang di Ardèche. Korban melawan dan teriakannya segera mengingatkan suami dan putranya, keduanya bergegas membantunya. Orang-orang itu mengalahkan Joseph dan membawanya ke polisi. Ia kemudian ditangkap.

Bagaimana nasibnya selanjutnya? Silakan klik halaman selanjutnya.

Permohonan kegilaan

Agar lolos dari hukuman, Joseph Vacher mengaku gila karena sebuah obat dari dukun waktu kecil. Namun dia dinilai waras oleh Cour d'Assis of Ain (departemen tempat dia membunuh dua anak muda) dan dijatuhi hukuman mati pada 28 Oktober 1898. Joseph dieksekusi dengan guillotine dua bulan kemudian, saat fajar pada 31 Desember 1898.

Pada 1976, pembuat film Prancis Bertrand Tavernier membuat film berjudul Le juge et l'assassin (Hakim dan Pembunuh), yang terinspirasi dari kisah Joseph Vacher.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads