Usman Firdaus (52) adalah pendiri Komunitas Masyarakat Peduli Ciliwung atau yang disingkat Mat Peci. Ia mendirikan komunitas tersebut didasari atas keprihatinannya terhadap kondisi Ciliwung yang memburuk dari masa ke masa.
Usman mendirikan Komunitas Mat Peci untuk mendidik dan mengajak warga agar mau menjaga kebersihan lingkungan sungai. Dedi Kurniawan (50), warga asli di Kampung Sawah, Srengseng Sawah, pun mengamini hal tersebut.
"Sejak ada Pak Usman, itu ada perubahan. Saya jujur saja. Saya warga sini, itu sampah di jogging track, sampah dapur seperti apa? Dia mau membersihkan sampai jadinya (bersih) seperti ini," tutur Dedi dalam program Sosok, Minggu (13/2)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya simpati dari masyarakat, berkat kegigihannya dalam mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan Sungai Ciliwung, Usman dihadiahi Kalpataru pada 2011 dan 2014.
"Saya pernah dapat penghargaan Kalpataru. Kalau tidak salah tahun 2011 ya. Kemudian di tahun 2014 juga. Dari mulai tingkat kota, provinsi. Dari beberapa kementerian, secara pribadi memang ada penghargaan, misalnya Kementerian PUPR. Ada yang secara lembaga, tapi ada juga yang secara personal," ujar Usman.
Sayangnya, tidak semua pihak melihat sisi positif dari perjuangan Usman. Usaha kerasnya acap kali diklaim oleh pihak lain yang ingin mengambil keuntungan. Bukan hanya itu, dalam menjalankan misinya, berbagai jenis kekerasan pernah ia alami. Baginya, ancaman verbal hingga fisik adalah makanan sehari-hari.
"Jadi beberapa ruas itu ada yang dikuasai ormas. Kita sudah bersihkan dan merapikan di awal-awal kegiatan. Tiba-tiba diklaim bahwa itu punya dia. Saya pernah dikerjain sama mereka, dibuat tidak bisa jalan selama 6 bulan. Sampai kayak gitu saya merasakan," kenang Usman.
(nis/vys)