Komisi X Anggap PSSI Kurang Antisipasi Berujung Timnas Batal Main di AFF U-23

ADVERTISEMENT

Komisi X Anggap PSSI Kurang Antisipasi Berujung Timnas Batal Main di AFF U-23

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Jumat, 11 Feb 2022 19:17 WIB
Jubir DPP PKB Syaiful Huda.
Ketua Komisi X (Foto: Dok. PKB)
Jakarta -

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyayangkan mundurnya Timnas Indonesia dari Piala AFF U-23. Dia menilai turnamen itu sangat penting sebagai pemanasan Timnas U-23 yang akan berlaga di SEA Games Hanoi 2022.

"Kami tentu menyayangkan keputusan mundurnya timnas sepak bola kita dari ajang Piala AFF U-23. Dalam pandangan kami, turnamen ini sangat penting bagi persiapan timnas kita yang akan berlaga di Sea Games 2022 dan Piala AFF senior yang juga rencananya digelar tahun ini juga," ujar Syaiful Huda kepada wartawan, Jumat (11/2/2022).

Huda menilai alasan PSSI batal mengirim timnas ke Piala AFF masuk akal, yakni para pemainnya kena badai COVID-19. Meski begitu, dia mempertanyakan alasan para pemain bisa banyak tertular COVID-19.

"Jadi total ada 13 pemain yang bermasalah dengan kondisi tersebut tentu tidak mungkin kalau dipaksakan mengikuti turnamen. Jadi sebenarnya alasan mundurnya bisa diterima. Namun pertanyaannya, kenapa sampai terjadi situasi yang digambarkan oleh pelatih Timnas Shin Tae Yong begitu buruk," kata dia.

Politikus PKB itu menilai situasi yang dia sebut tak ideal itu dipicu kebijakan PSSI yang tak mengambil langkah antisipatif soal kompetisi di tengah pandemi. Dia menyebut banyak pemain yang akhirnya positif COVID-19.

"Situasi yang tidak ideal yang dihadapi timnas saat ini tentu bukan terjadi begitu saja, tetapi ada rentetan di waktu-waktu sebelumnya. Saya menilai federasi kurang bisa mengantisipasi penyelenggaraan kompetisi di tengah pandemi," katanya.

Dia menilai mekanisme antisipasi COVID-19 perlu ditinjau ulang. Menurutnya, setiap varian COVID-19 memiliki ciri khas sendiri sehingga perlu disesuaikan mekanisme pencegahannya.

"Mekanisme-mekanisme antisipasi COVID-19 di awal-awal kompetisi seperti sudah ada. Mungkin saat ini perlu ditinjau lagi pelaksanaannya apakah masih efektif atau perlu ada penyesuaian agar sesuai dengan perkembangan yang ada misalnya varian Omicron ini punya karakter cepat menular dengan tingkat risiko kefatalan lebih rendah," ujarnya.

"Nah, bagaimana antisipasinya. Apakah mekanisme antisipasi di masa lalu untuk varian Delta cocok untuk antisipasi Omicron karena semua kekhasan tersendiri," lanjut dia.

Dia mencontohkan kebijakan Liga Inggris yang tetap berjalan meski kasus COVID-19 meningkat. Namun, kata dia, penyelenggara Liga Inggris tetap menerapkan prosedur tetap agar COVID-19 tak merebak di kalangan pemain dan ofisial.

"Di luar negeri seperti, Premier League Inggris tetap berjalan meskipun ada peningkatan kasus. Kendati demikian ada pola khusus seperti penundaan pertandingan, keharusan tim untuk karantina pemain dan ofisial yang positif COVID-19 dan berbagai mekanisme lain dan skema-skema ini yang tidak saya lihat terjadi dalam pelaksanaan Liga 1," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Timnas Batal Ikuti AFF U-23, DPR: Ke Depan Persiapan Harus Matang!':

[Gambas:Video 20detik]





ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT