Wasekjen Partai Demokrat (PD) Jansen Sitindaon buka suara terkait usulan calon presiden harus kader partai politik yang disebut cari sensasi. Jansen menilai wajar usulannya karena semua jabatan pemerintah butuh dukungan partai politik.
"Silakan saja orang berpendapat apapun ya. Tapi pendapat saya tetap, idealnya, jika orang ingin berpolitik, apalagi ingin mengejar jabatan publik yang dipilih (elected), ya berparpollah. Jadilah anggota partai politik. Bukan main aman terus di luar, tapi ketika mau maju minta dukungan parpol," kata Jansen kepada wartawan, Kamis (10/2/2022).
Jansen mencontohkan negara dengan demokrasi yang sudah menerapkan kebijakan tersebut. "Karena di negara demokrasi yang lebih maju dari kita pun kan juga begitu. Orang mau jadi Presiden, Kanselir, Perdana Menteri dan lain-lain itu ya berpartai, jadi anggota bahkan pengurus partai. Inilah yang saya katakan, regulasi kita ke depan harus mengarah ke sana. Ke depan calon presiden/wapres itu wajib kader atau anggota parpol. Apalagi konstitusi kita juga sudah mengatur capres/wapres itu hanya bisa diusung parpol. Kalau di regulasi yang sekarang masih bisa, ya silakan saja," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jansen lalu menyinggung para pendiri bangsa yang juga berpartai. Dia menyebut capres harus kader parpol itu masih relevan dengan isi maklumat tentang lahirnya partai politik.
"Walau sekarang sudah tidak berlaku lagi, tapi saya kira isi dan semangat Maklumat X tanggal 3 November 1945 tentang lahirnya partai politik, masih sangat relevan. Bahkan menemukan momentumnya dengan banyaknya hari ini aliran politik di masyarakat kita. Di mana dalam maklumat itu dikatakan, 'Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena dengan adanya partai-partai itulah segala aliran paham yang ada dalam masyarakat dapat dipimpin ke jalan yang teratur'," ujarnya.
Jansen menilai, jika semangat itu diterapkan saat ini, aturan menyampaikan aspirasi politik bakal lebih teratur. Dia mengajak masyarakat yang ingin menyumbangkan pikiran agar masuk ke parpol. Menurutnya, jangan bermain aman tapi ujungnya tetap meminta dukungan partai politik.
"Kalau semangat maklumat yang ditandatangani Wapres Bung Hatta di atas kita pedomani, jika ingin ada keteraturan dalam menyampaikan aspirasi politik itu, ya dirikan partai politik. Berjuanglah melalui jalan itu. Termasuk bagi individu yang ingin jadi Presiden berjuanglah melalui partai politik. Biar juga teratur," ujarnya.
"Apalagi ada tuduhan partai politik kita masih punya banyak kekurangan, itu maka bagi yang 'jago-jago' masih di luar itu masuklah kalian ke dalam partai dan ikut perbaiki. Kalau tidak sekalian kalian dirikan partai politik sendiri. Dengan masuk parpol kan jadi jelas warnanya, jelas juga tujuan perjuangannya bahkan ideologinya. Jangan jadi pribadi 'safety player' terus apalagi alergi dan takut masuk partai politik. Tapi ketika butuh mau maju, ujungnya cari dukungan parpol juga," lanjut Jansen.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Sebelumnya, sindiran cari sensasi itu dilontarkan oleh NasDem. Ketua DPP NasDem Willy Aditya menolak usulan tersebut.
"Ini kan Sitindaon ini lempar bola panas, yang penting cari sensasi saja," kata Willy dalam acara diskusi virtual kerja sama detikcom dengan Total Politik bertema 'Jagoan Capres dari Parpol, Bisa Apa?', Rabu (9/2/2022).
Willy menyebut PD seharusnya melihat kondisi perpolitikan Tanah Air. Menurutnya, situasi partai politik di Indonesia tidak seperti yang diusulkan oleh PD.
"Sedari awal, kita gini konsistensi dalam berpikir dan bertindak itu penting, saya ingin mengatakan jangan ketika dulu berkuasa semena-mena ini begini... begini.... Sekarang jadi mencuit," ucapnya.
"Tradisi itu kan terbangun dari sebuah yang konsisten. Jadi Jansen Sitindaon anggap saja sebagai bola panas," tambahnya.