PD Tuntut Polri dan Ganjar Beri Penjelasan Insiden di Wadas

PD Tuntut Polri dan Ganjar Beri Penjelasan Insiden di Wadas

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 09 Feb 2022 11:22 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat (PD) Hinca Panjaitan memberikan keterangan kepada wartawan terkait surat Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono yang mengkritik konsep kampanye akbar Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (8/4/2019). Partai Demokrat menegaskan masih solid mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Foto: Hinca Pandjaitan (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta -

Elite Partai Demokrat (PD) Hinca Pandjaitan mengaku mendapat informasi simpang siur perihal penangkapan sejumlah warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah (Jateng). Hinca meminta Polri dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo beri penjelasan seterang-terangnya.

"Saya mengikutinya dari media sosial dan informasi yang masuk ke WA (WhatsApp) saya beragam dan simpang siur, sehingga saya minta teman-teman Komisi III turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan lebih dalam apa sebenarnya yang terjadi," kata Hinca kepada wartawan, Rabu (9/2/2022).

Hinca menilai penjelasan Polri diperlukan agar tak ada lagi rasa ketakutan di masyarakat. Sebab, menurut Hinca, persoalan di Desa Wadas tidak perlu sampai menurunkan tim gabungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebaiknya polisi tidak perlu seperti itu, tidak perlu membuat panik dan ketakutan di masyarakat. Agar jelas duduk soalnya, segeralah Mabes Polri menjelaskan ke publik apa sebenarnya yang terjadi di sana sampai terjadi penangkapan," ucap anggota Komisi III DPR itu.

"Ini sudah berlebihan. Jadinya kesan yang timbul di masyarakat jadi tak nyaman. Padahal, seharusnya kan tidak begitu. Tidak ada alasan yang cukup untuk menurunkan tim gabungan. Karena itu, sekali lagi, harus dijelaskan seterang-terangnya ke publik apa sebenarnya yang terjadi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain kepada Polri dan Komisi III DPR, Hinca juga menyoroti peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dia mengingatkan bahwa Ganjar bertanggung jawab menenangkan warganya.

"Ganjar harus bisa tenangkan rakyatnya dengan memberikan penjelasan sejelas dan seterang mungkin. Dia bertanggung jawab sebagai Jateng 1 memberikan penjelasan agar tidak timbul dampak yang lebih luas. Apa sebenarnya yang terjadi," sebut Hinca.

Hinca berharap Komisi III DPR bisa turun langsung ke Desa Wadas untuk mencari tahu fakta yang sebenarnya. "Mudah-mudahan besok Komisi III DPR RI bisa turun," tutup Hinca.

Simak video 'Mencekam! Momen Penangkapan Puluhan Orang di Wadas Purworejo':

[Gambas:Video 20detik]



Simak penjelasan Polda Jateng di halaman berikutnya.

Diberitakan sebelumnya, aparat gabungan dari Polda Jateng, Brimob serta TNI diturunkan untuk mengamankan proses pengukuran di Desa Wadas, Kecamatan Bener, kemarin (8/2).

Petugas gabungan itu kemudian berbagi tugas, sebagian besar berjaga-jaga di jalan sekitar masjid kampung di mana warga menggelar istigasah, sedangkan lainnya mengawal warga bersama pihak BPN untuk melakukan proses pengukuran.

Istigasah yang awalnya berjalan damai, akhirnya dihentikan ketika ada warga yang diduga memicu kericuhan dan kedapatan membawa senjata tajam. Karena melawan, petugas pun akhirnya mengamankan yang bersangkutan. Tak hanya itu, puluhan orang yang dianggap sebagai provokator pun ikut diangkut ke Mapolres Purworejo.

Di media sosial juga beredar potongan video dan narasi yang menyebut ratusan polisi mengepung warga di Desa Wadas di sebuah masjid. Polda Jateng menegaskan, video dan narasi yang beredar di media sosial merupakan bentuk provokasi.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy memberi penjelasan soal penangkapan 23 orang di Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Selasa (8/2) kemarin. Dia menyebut ada potongan-potongan video yang dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk provokasi.

Kombes M Iqbal menegaskan, penangkapan terjadi di luar masjid, bukan di lokasi Istigasah. Iqbal menyatakan, di lokasi ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi warga dan membawa senjata tajam. Mereka-mereka inilah yang ditangkap aparat. Para provokator ini menurutnya sengaja berlindung di rumah-rumah penduduk.

"Ke-23 orang tersebut saat akan diamankan sengaja berlindung di rumah-rumah penduduk dan juga sengaja menjadikan anak-anak dan wanita sebagai tameng agar tidak ditangkap petugas. Cara cara seperti ini sudah mereka lakukan pada April 2021," jelas Iqbal seperti dikutip dari detikJateng, Rabu (9/2).

Halaman 2 dari 2
(zak/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads