AHY dan Kuda-kudanya

AHY dan Kuda-kudanya

Tim detikcom - detikNews
Senin, 07 Feb 2022 07:44 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
AHY (Foto: Partai Demokrat)
Jakarta -

Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memunculkan narasi politik 'kuda hitam'. Ternyata kata kuda itu berkesinambungan dengan AHY yang memiliki shio kuda. Apa maknanya?

Narasi 'kuda hitam' itu disampaikan AHY kepada kadernya untuk bersiaga memasang kuda-kuda jelang Pemilu 2024. Dalam pidatonya, AHY mengajak seluruh kader Demokrat untuk menatap Pemilu 2024. Saat inilah dia berbicara soal 'kuda hitam'.

"Jangan merasa diri hebat. Lebih baik kita menjadi kuda hitam yang tidak diperhitungkan, tapi menang," kata AHY di depan ratusan anggota DPRD Fraksi Demokrat dari sejumlah provinsi dan kabupaten/kota, Kamis (3/2/2022) malam di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam lanjutan pidatonya, AHY menjelaskan perihal 'kuda perang'. Menurut mantan Kogasma (Komandan Satuan Tugas Bersama) Partai Demokrat itu, kuda perang adalah kuda yang tidak hanya bisa berlari kencang, namun juga punya inisiatif.

"Kuda perang adalah kuda yang bisa berlari kencang, tapi punya inisiatif kapan harus melambat, berhenti atau bahkan berbelok untuk mencapai kemenangan. Jadi jangan asal lari kencang tanpa henti atau baru bergerak jika diperintah," ujar AHY.

ADVERTISEMENT

Penjelasan Demokrat Terkait Makna Kuda Hitam

Juru bicara PD Herzaky Mahendra Putra menjelaskan maksud AHY. Menurut Herzaky, AHY berpesan kepada anggota dewan dari Demokrat untuk idak terlena dengan hasil survei.

"Pernyataan Ketum AHY itu, konteksnya ingin mengingatkan anggota dewan kami, agar jangan pernah terlena dengan berbagai hasil survei yang menempatkan Partai Demokrat di urutan dua besar atau tiga besar," kata Herzaky kepada wartawan, Sabtu (5/2/2022) malam.

Herzaky menuturkan hasil survei memuaskan partai berlogo bintang mercy itu. Namun, kata Herzaky, AHY mengingatkan jika survei hanya sebatas barometer bukan sebuah kepastian.

"Hasil survei ini memang menggembirakan dan membuat kami yakin, bahwa apa yang kami lakukan selama ini dan kerja nyata membantu rakyat selama pandemi dan ketika ada bencana," tuturnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan PD direspons positif dan diapresiasi masyarakat yang sedang kesulitan di masa pandemi. Namun, menurutnya, AHY tak ingin kader PD terlena.

"Hanya saja, Ketum AHY mengingatkan, bahwa namanya survei hanyalah kompas, barometer atau potret saat ini. Bukan sebuah kepastian," ujar Herzaky.

Herzaky mengatakan mental kader PD harus seperti kuda hitam, tidak perlu menonjolkan diri dan tetap fokus terhadap tujuan. Dia yakin PD menang Pemilu jika konsisten membantu raykat saat pandemi.

"Nah, untuk menjaga ini, ke depannya kita mentalitasnya harus seperti kuda hitam. Berikhtiar terus dengan penuh keteguhan. Tidak perlu menonjolkan diri, menyombongkan diri, atau heboh-heboh," ucapnya.

Herzaky mengatakan PD saat ini telah melakukan konsolidasi dengan menggelar 32 musyawarah daerah (musda). Dia berharap dalam konsolidasi tersebut PD bisa kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat 2024 nanti.

"Harapannya, konsolidasi internal ini menjadi modal yang sangat kuat bagi kami dan untuk bisa membantu rakyat lebih baik lagi dan lebih luas lagi. Tentu harapan kami, 2024 kami kembali mendapat kepercayaan dari rakyat," imbuhnya.

Lihat juga video saat 'AHY Ingin Demokrat Sukses di Pemilu 2024':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikut

AHY Shio Kuda

Ternyata, AHY tidak sembarangan menyebut kuda-kuda dalam arahannya. Kata Kuda berkaitan dengan AHY yang disebut memiliki shio kuda.

"Kata kuda ini menarik karena Ketum AHY memiliki shio kuda. Pada 3 Februari 2022, saat Ketum AHY memberikan pengarahan, tidak jauh dari hari perayaan Imlek, yang dirayakan pada tanggal 1 Februari 2022, maka ada nuansa itu," Wasekjen Demokrat Jovan Latuconsina dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip Minggu (6/2/2022).

Jovan juga menyebut AHY pernah memimpin batalyon yang memiliki simbol kuda. AHY memang salah satu ketua umum partai politik berlatar belakang militer.

"Secara kebetulan, Ketum AHY juga mantan Komandan Batalyon 203 Arya Kamuning, yang memiliki simbol kuda," ujar Jovan.

Jovan menyebut AHY menyerukan kepada para anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat di seluruh Indonesia, agar menjadi kavaleri, berlari seperti kuda perang, dan kuda hitam. Jovan menjelaskan maksud masing-masing kata kuda tersebut.

"Menjadi kavaleri. Kavaleri adalah pasukan berkuda yang melakukan manuver sekaligus tembakan yang menghasilkan daya kejut. Artinya, Ketum AHY menyerukan agar para anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat aktif turun langsung (manuver), dengan memberikan bantuan yang menyentuh kebutuhan rakyat (tembakan). Demokrat harus pro rakyat," katanya.

Untuk kuda perang, Jovan menyebut kuda perang bukanlah kuda pacuan yang melaju terus di lintasannya juga bukan kuda ketangkasan yang melompat hanya mengikuti perintah tuannya. Kuda perang disebut tahu kapan harus maju, berhenti dan mundur untuk maju kembali.

"Artinya, Ketum AHY mengingatkan kepada para anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat untuk meningkatkan kapasitas dan integritasnya melalui bimtek ini agar punya inisiatif, kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan program-program pro rakyat," kata Jovan.

Sementara itu, istilah kuda hitam yang dipakai AHY disebut muncul di Amerika pada abad ke-19. Ada seseorang menunggangi kuda berwarna hitam yang dianggap biasa-biasa saja, tetapi akhirnya kuda itu bisa berlari lebih cepat dari pesaingnya dan meraih kesuksesan. Jovan mengatakan kisah ini ditulis dan dipopulerkan pada 1831 oleh Perdana Menteri Inggris, Benjamin Disraeli (1804-1881).

"Artinya, Ketum AHY menyemangati para anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat untuk jangan kecil hati, meskipun saat ini Demokrat di luar kekuasaan dan mungkin tidak diperhitungkan. Jika seluruh kader Partai Demokrat konsisten berjuang demi rakyat, insyaallah, meski tidak diperhitungkan pada awalnya, tetapi kesuksesan akan datang. Syaratnya, terus belajar meningkatkan kapasitas dan integritas, serta terus bekerja melayani dan membantu kesulitan rakyat," kata dia.

"Itulah hakikatnya kuda hitam. Sejarah telah mencatat, Demokrat pernah menjadi kuda hitam di 2004. Meski awalnya dianggap biasa saja, akhirnya Demokrat bisa medulang kesuksesan sebagai partai terbesar dan pemenang pemilu pada 2009. Itu pula yang menjadi ikhtiar Demokrat," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(eva/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads