Warga negara asing (WNA) asal Ukraina Oleg Zheinov korban pengeroyokan sesama WNA Ukraina yang viral di media sosial diduga melakukan bisnis rental motor di Bali. Bule korban pengeroyokan itu kini justru terancam dideportasi karena diduga menyalahgunakan izin tinggal kunjungan.
"Ya tentunya kalau kita lihat dari izin tinggalnya itu izin kunjungan, seharusnya tidak boleh menyewakan motor. Itu pun nanti menjadi perhatian kita juga," kata Kakanwil Kemenkumham Bali Jamaruli Manihuruk kepada wartawan di kantornya, Jumat (4/2/2022).
Jamaruli mengatakan Oleg Zheinov datang ke Indonesia sebelum Januari 2022 dengan menggunakan izin tinggal kunjungan. Izin tinggal kunjungan ini jelas tidak dapat digunakan untuk berbisnis di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jamaruli, masyarakat Indonesia di Bali banyak yang menyewakan sepeda motor. Dia menilai potensi ekonomi semacam itu tidak tepat diambil oleh seorang warga negara asing. Namun Jamaruli menyebut pihaknya bakal memastikan lebih lanjut sebelum mengambil tindakan.
"Kalaupun benar dia menyewakan motor, ini bisa kita berikan suatu tindakan, sehingga mereka bisa juga kita usir dari negara kita nanti," tegasnya.
Kendati demikian, Kakanwil Kemenkumham Bali masih menunggu penyelidikan polisi terkait dugaan pengeroyokan Oleg Zheinov oleh sesama WN Ukraina Volodymyr Kaminsky bersama empat orang lainnya yang mengaku sebagai Interpol.
Pengeroyokan itu berawal saat Oleg menyewakan sepeda motor ke Volodymyr Kaminsky, namun sepeda motor yang disewakan hilang. Awal permasalahan ini menjadi indikasi kuat bahwa Oleg Zheinov menyalahgunakan izin tinggalnya di Bali.
"Ya dari kejadian itu sudah bisa (ada) dugaan (bisnis penyewaan sepeda motor), ya mungkin nanti kalau kita periksa, (kalau) terbukti ya langsung kita ambil tindakan," tegas Jamaruli.
Volodymyr selaku penyewa motor sekaligus terduga otak pengeroyokan telah diamankan polisi. Kini Kakanwil Kemenkumham Bali berupaya membantu kepolisian untuk mengejar empat rekan Volodymyr yang mengaku Interpol itu.
Jamaruli mengatakan identitas empat terduga pelaku pengeroyokan sudah diketahui. Namun saat ini pihaknya belum bisa menyebarkan karena pelaku belum ditangkap dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kebenaran identitasnya.
"Deteksi dini sih ada, bisa kita lihatlah kira-kira mereka itu siapa. Tapi sebelum saya periksa, nanti kita salah menyebut orang. Jadi nanti kita periksa, nanti kita sampaikan ke teman-teman untuk identitas yang jelas," katanya.
(hmw/nvl)