Pembangunan Museum Holocaust Yahudi di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), menuai banyak kritik dari sejumlah tokoh nasional. Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Steven Kandouw angkat bicara terkait hal tersebut.
"Saya belum dengar (kritik), belum ada surat resmi," kata Steven saat dimintai konfirmasi, Rabu (2/2/2022).
Steven menilai pembangunan museum itu justru menjunjung semangat toleransi masyarakat. Sebab, dia berencana Sulut nantinya akan dijadikan laboratorium kerukunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat menjunjung tinggi toleransi. Kami sangat menjunjung tinggi harmoni dan kerukunan. Sulut akan mencanangkan Sulut sebagai laboratorium kerukunan," ujarnya.
Dirinya menegaskan pihaknya tidak ada upaya dan keinginan mendiskreditkan kelompok serta agama tertentu. Steven berharap sejumlah kesalahan masa lalu dapat diselesaikan.
"Kita dorong justru kesalahan-kesalahan masa lampau, kekeliruan massa lampu, terutama HAM, harus kita lawan," pungkas Steven.
Sementara itu, warga Rerewokan, Kecamatan Tondano Barat, Sulut, bernama Jenny Mamengko mengaku sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran sinagoge Yahudi. Sebab, menurutnya, warga di sana menjunjung tinggi toleransi.
"Kami tidak terganggu. Warga di sini menjunjung tinggi hidup toleransi," ungkapnya.
Jenny menyayangkan sikap dari berbagai pihak yang menghendaki museum tersebut ditutup. Dia menerangkan kehadiran museum itu tidak ada menuai protes dari masyarakat sekitar lokasi.
"Jadi semua warga negara berhak hidup di Indonesia. Selama ini tidak pernah ada protes warga setempat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mendukung sikap MUI dan berbagai ormas Islam dengan mengkritisi dibukanya Museum Holocaust dan pameran foto Holocaust di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara. Sebab, menurutnya, museum tersebut berpotensi menghadirkan keresahan dan kontraproduktif.
"Kami mendukung sikap Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional Prof Dr Sudarnoto Abdul Hakim, yang menuntut ditutupnya pameran foto dan Museum Holocaust di Tondano. Karena museum ini berpotensi menghadirkan keresahan dan kontraproduktif terhadap upaya pembelaan terhadap Palestina yang diperjuangkan oleh pemerintah serta rakyat Indonesia. Juga berpotensi memicu kegaduhan di tengah khalayak publik Indonesia, yang semestinya berkonsentrasi menghadapi gelombang varian Omicron," ujar HNW melalui keterangannya, Senin (31/1/2022).
(rak/rak)