Mereka Menentang Museum Holocaust di Sulut: Wantim MUI-Wakil Ketua MPR

Mereka Menentang Museum Holocaust di Sulut: Wantim MUI-Wakil Ketua MPR

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 01 Feb 2022 18:11 WIB
Hidayat Nur Wahid
Foto: Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (Dok. MPR)
Jakarta -

Keberadaan Museum Holocaust Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara ramai-ramai ditolak oleh sejumlah kalangan. Keberadaan museum ini dinilai memicu kegaduhan.

Awalnya, keberadaan museum ini diungkap oleh Duta Besar Jerman untuk RI, Ina Lepel. Hal itu disampaikan langsung oleh Lepel dalam unggahannya di akun Twitter resminya, @GermanAmbJaka. Dia menyampaikan museum itu dibuka bertepatan dengan Hari Peringatan Holokaus Internasional.

"Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berbicara pada pembukaan Museum Holocaust pada #InternationalHolocaustRemembranceDay (27 Jan). Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap 'pelajaran universal' ini dan berdiri melawan rasisme, anti-Semitisme, dan segala bentuk intoleransi," tulis Lepel, seperti dilihat, Kamis (27/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Museum ini dibuka atas inisiatif komunitas Yahudi. Semata-mata sebagai pengingat peristiwa holocaust.

"Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini. Kita arus terus mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi dalam Holocaust. Jika tidak, kita berisiko mengulangnya lagi. Namun jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian rasisme dan anti-semitisme," tuturnya.

Namun, ada beberapa pihak yang menolak keberadaan museum ini. Siapa saja mereka?

Simak juga Video: Serunya Wisata Edukasi di Museum Kapal Samudra Raksa Borobudur

[Gambas:Video 20detik]



Wantim MUI

Salah satu yang menolak adalah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi. Dia menyatakan pembangunan Museum Holocaust Yahudi di Sulawesi Utara merupakan pelanggaran nyata terhadap konstitusi. Muhyiddin meminta pemerintah menghancurkan bangunan museum tersebut.

"Pemerintah Indonesia harus segera mengambil tindakan tegas dan menghancurkan bangunan museum tersebut karena itu bentuk provokatif, tendensius, dan menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat," ujar Muhyiddin kepada wartawan, Selasa (1/2/2022).

Muhyiddin menilai pembangunan museum holocaust di Indonesia tidak penting. Dia justru menyarankan pemerintah untuk membangun museum kebiadaban penjajah Belanda.

"Adalah sangat tepat jika Indonesia membangun museum sejarah kebiadaban Israel terhadap bangsa Palestina di Jakarta sebagai bentuk solidaritas dan dukungan Indonesia atas perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dari Zionis yang terus mendapatkan aliran dana tanpa batas dari negara adi daya dan sekutunya," ujar Muhyiddin.

Wakil Ketua MPR

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mendukung sikap MUI ini.

"Kami mendukung sikap Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Prof. DR. Sudarnoto Abdul Hakim, yang menuntut ditutupnya pameran foto dan Museum Holocaust di Tondano. Karena museum ini berpotensi menghadirkan keresahan dan kontraproduktif terhadap upaya pembelaan terhadap Palestina yang diperjuangkan oleh pemerintah serta rakyat Indonesia. Juga berpotensi memicu kegaduhan di tengah khalayak publik Indonesia, yang semestinya berkonsentrasi menghadapi gelombang varian Omicron," ujar HNW melalui keterangannya, Senin (31/1/2022).

Ia pun mempertanyakan tentang motif di balik pembukaan pameran foto dan Museum Holocaust di Tondano itu.

"Jika alasannya mencegah antisemitisme, maka Indonesia yang tidak meratifikasi UU itu justru setiap hari dipertontonkan laku teror, genocide dan sejenis Holocaust oleh Israel terhadap Bangsa Palestina. Sehingga bangsa Palestina tercerai berai ada yang di Tepi Barat, Gaza atau di kawasan pendudukan Israel. Sekitar separuh dari bangsa Palestina bahkan jadi diaspora di banyak negara dan di lintas benua," jelas HNW.

"Belum lagi pelanggaran HAM terhadap warga Palestina di Yerusalem, Masjid al Aqsa serta isolasi berbilang tahun terhadap warga Palestina di Gaza. Juga pengabaian Israel terhadap berbagai Resolusi PBB maupun kesepakatan lembaga Internasional. Perilaku intoleran Israel terhadap Palestina itulah yang justru selalu ditampilkan oleh Israel. Sebagai pihak yang mengaku menjadi korban dari Holocaust Nazi, mestinya Israel tidak mengulangi hal yang sejenis kepada Bangsa lain, dalam hal ini Palestina," imbuhnya.

HNW mengatakan jika memang diperlukan, Museum Holocaust itu diperuntukkan pada Israel. Khususnya untuk membangkitkan kesadaran kolektif di Israel betapa jahatnya holocaust, agar tidak diulangi oleh Israel terhadap bangsa mana pun. Sehingga nantinya bisa menghadirkan perdamaian dan menghentikan kejahatan holocaust, rasisme, dan intoleran Israel terhadap Palestina.

Maka dari itu ia menegaskan, Museum Holocaust tidak diperlukan di Indonesia yang toleran, tidak rasis, tidak melakukan holocaust terhadap suku dan bangsa mana pun. Justru bangsa Indonesia pernah mengalami sejenis holocaust yang dilakukan oleh antek penjajah Belanda, Westerling, terhadap puluhan ribu warga sipil di Sulawesi Selatan tahun 1946-1947.

"Terlebih lagi sumber informasi mengenai sejarah Holocaust yang mudah diakses di era teknologi informasi, inilah membuka banyak tabir tentang hakikat Holocaust dan berbagai peristiwa yang mendahuluinya. Karena ternyata ada juga dokumen penting; Haavara Agreement, tahun 1933 disepakati organisasi Zionis di Jerman dan Inggris dengan rezim Nazi untuk migrasi 60.000 yahudi Jerman ke Palestina. Patut dicurigai jika ada maksud tersembunyi dari pendirian museum ini di Indonesia sebagai bagian dari manuver untuk memuluskan rencana normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan Indonesia," beber HNW.

Halaman 3 dari 3
(rdp/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads