Ketua DPRD Surabaya: Selamat Merayakan Tahun Baru Imlek 2573

Ketua DPRD Surabaya: Selamat Merayakan Tahun Baru Imlek 2573

Dea Duta Aulia - detikNews
Selasa, 01 Feb 2022 16:11 WIB
Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono
Foto: dok. DPRD Surabaya
Jakarta -

Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek 2573 kepada seluruh warga yang merayakannya. Ia mengatakan momen spesial ini harus dijadikan momentum untuk memupuk jiwa kebersamaan dan gotong royong antar warga di Surabaya tanpa melihat latar belakang.

"Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2573. Gong xi fat cai. Semoga kesehatan, kemakmuran, umur panjang, dan kesukacitaan senantiasa menyertai perjalanan kita di Tahun Macan Air ini dan pada masa-masa mendatang," kata Adi dalam keterangan tertulis, Selasa (1/2/2022).

Menurut Adi, perayaan Tahun Baru Imlek juga menambah warna keberagaman di Kota Surabaya. Sebab Surabaya terkenal sebagai kota plural yang penuh dengan toleransi. Sikap toleransi tercermin dari berbagai kampung yang ada di Surabaya. Masyarakat Tionghoa dan suku lainnya hidup berdampingan dan rukun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indahnya lampu-lampu lampion, hebatnya atraksi aksi barongsai, lezatnya kue keranjang, anggunnya pohon Mei Hua, hiasan gantung yang memukau, dan berbagai keindahan pernak-pernik Imlek lainnya, menyatu dalam derap kehidupan di Kota Pahlawan. Semuanya menyambut gembira. Itulah keberagaman di Kota Pahlawan, dan platform perjuangan kami sangat jelas, yaitu menjaga keberagaman di Surabaya," katanya.

Menurutnya kerukunan tersebut harus dirawat semaksimal mungkin. Sebab semua anak bangsa adalah saudara.

ADVERTISEMENT

"Kita akan terus membangun dan merawat jembatan persaudaraan kepada semua anak bangsa. Banyak pula kader-kader Partai di Surabaya yang warga keturunan Tionghoa, dan mampu menunjukkan kualitas kepemimpinan dan keberpihakan pada rakyat," jelas Adi.

Tak hanya soal Surabaya, ia mengatakan partai pengusungnya yakni PDIP juga kental dengan kebinekaan dan keberagaman. Rekam jejak sejarah PDIP dalam perjuangan terhadap kebhinekaan tidak perlu diragukan.

Presiden Sukarno sejak awal membangun Indonesia sebagai rumah bersama. Di era Bung Karno, pada tahun ajaran 1946/1947, tiga hari besar masyarakat Tionghoa, termasuk Imlek, dijadikan hari libur resmi. Namun, pada era Orde Baru, seluruh ekspresi kebudayaan masyarakat Tionghoa dilarang.

Pada 17 Januari 2000 lalu, Gus Dur mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2000 yang mencabut Inpres No 14/1967 yang dibuat Soeharto tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat China. Sehingga masyarakat Tionghoa kembali dapat merayakan Imlek di ruang publik.

Kemudian Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuat keputusan dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional pada 2003.

"Pesan Ibu Megawati sangat jelas, yaitu kita harus menjaga kebersamaan di antara sesama anak bangsa," tutup Adi.

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads