Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) 140 RS rujukan COVID-19 DKI Jakarta mengalami peningkatan. Saat ini BOR isolasi menjadi 57%, sedangkan BOR ICU menjadi 22%.
"Update BOR 57%, ya, naik lagi. Kemarin masih 54%, ICU naik lagi kemarin 19% sekarang 22%," kata Riza kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
Adapun tempat tidur isolasi COVID-19 saat ini telah terisi 2.593 dari 4.445 tempat tidur. Sedangkan untuk ICU terisi 145 tempat tidur dari total 651 yang disiapkan.
"BOR dari 4.445 terpakai 2.593, ICU dari 651, terpakai 145, ada peningkatan," jelasnya.
Baca juga: Kasus COVID-19 Luar Jawa Bali Meningkat! |
Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebelumnya menyebut RI memasuki gelombang ketiga karena ada tren kenaikan kasus COVID-19. Meski begitu, Riza memandang angka kasus belum setinggi puncak gelombang kedua pada 2021.
Dia juga mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah.
"Kalau terkait apakah gelombang tiga, nanti kita lihat tapi kalau dilihat dari datanya belum seperti dulu Juni-Juli, tidak bermaksud mengabaikan, tidak boleh menganggap enteng, " ucapnya.
"Sekali lagi tempat terbaik di rumah. Pak Jokowi menyebut jangan keluar negeri dibatasi dikurangi kecuali sangat penting, juga ke luar kota. Liburan imlek takutnya karena liburnya kejepit, saya harapan nggak ada yang pergi," tambahnya.
Sementara itu, capaian program vaksinasi COVID-19 DKI untuk dosis 1 sebanyak 12.130.271 orang (120,3%) dengan proporsi 71% merupakan warga ber-KTP DKI dan 29% warga KTP Non DKI.
Sedangkan total dosis 2 mencapai 9.906.270 orang (98,2%) dengan proporsi 73% merupakan warga ber-KTP DKI dan 27% warga KTP non-DKI. DKI juga melaporkan capaian vaksinasi booster atau dosis 3 sebanyak 591.949 orang.
Sebelumnya, pada Minggu (30/1), Keterisian tempat tidur RS rujukan COVID-19 DKI Jakarta dilaporkan sebesar 56 persen. Sedangkan BOR ICU 19 persen.
Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menilai tren lonjakan menjadi pertanda Indonesia masuk gelombang ketiga COVID-19. Para pakar sebelumnya memperkirakan puncak kasus COVID-19 gelombang tiga bisa terjadi pertengahan Februari hingga akhir Maret, angka harian disebut bisa menyentuh 70 ribu kasus.
"Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah 'berhasil' memasukinya. Kasus naik tiap hari, BOR dan positivity rate juga, plus klaster," cuitnya dalam akun Twitter pribadi, Senin (31/1).
Meski kenaikan terlihat signifikan, Prof Zubairi meminta masyarakat tidak panik dan tetap meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan. Di tengah munculnya sejumlah klaster, termasuk klaster keluarga, pencegahan penularan saat ini menjadi hal yang utama.
(taa/idn)