Hari ini Indonesia mencatat 12.422 kasus baru virus Corona (COVID-19) dalam sehari. Selama sepekan terakhir, kasus Corona terus mengalami lonjakan kasus Corona.
Tercatat, pada 24 Januari kasus Corona di Indonesia hampir menyentuh 3.000-an kasus. Kasus terus melonjak hingga pada 26 Januari menjadi 7.000-an kasus Corona dalam sehari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus Corona terus melonjak hingga menyentuh 11.588 kasus dalam sehari. Kini, lonjakan terjadi lagi dan membuat Corona menembus 12.422 kasus.
Berikut ini data Corona selama sepekan terakhir.
24 Januari: 2.927
25 Januari: 4.878
26 Januari: 7.010
27 Januari: 8.077
28 Januari: 9.905
29 Januari: 11.588
30 Januari: 12.422
Dengan penambahan 12.422, total kasus Corona di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini berjumlah 4.343.185 kasus.
Selain itu, pemerintah melaporkan jumlah pasien sembuh dari Corona pada hari ini sebanyak 3.241 orang. Dengan demikian, total pasien sembuh dari Corona di Indonesia menjadi 4.137.164
Ada pula penambahan kasus kematian akibat Corona pada hari ini sebanyak 18 kasus, sehingga total kasus kematian akibat Corona menjadi 144.303.
Wanti-wanti Lonjakan Kasus Corona
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak perlu panik atas adanya prediksi puncak varian baru COVID-19 Omicron yang akan terjadi pada Februari-Maret mendatang. Menkes menyebut kasus Omicron cepat naik tapi cepat turun.
"Omicron itu sudah masuk ke Indonesia dan sudah juga terjadi transmisi lokal. Jadi tidak hanya impor," kata Budi saat ditemui di sela-sela peninjauan vaksinasi jimpitan plus di SD Muhammadiyah Jogodayoh, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jumat (21/1/2022).
Menurutnya, kasus Omicron di dunia memang cepat meningkat. Namun, Budi menyebut kasus Omicron juga cepat turun. Jadi masyarakat tidak perlu panik berlebihan.
"Dan di seluruh dunia memang Omicron itu cirinya naiknya cepat dan naiknya tinggi. Jadi karena masuk kita harus siap-siap. Jadi teman-teman tidak usah panik tidak usah khawatir. Kita tetap waspada dan hati-hati," ujarnya.
"Catatan satu lagi, selain naik cepat dan naiknya tinggi, turunnya juga cepat, dan yang dirawat di rumah sakit jauh lebih rendah," lanjut Budi.