Pria tua itu adalah Sutrisno yang berusia 80 tahun. Pada 24 April 2020, awal pandemi, detikcom pernah memberitakan Sutrisno duduk di pinggir jalan kawasan Jakarta Selatan. Layaknya kuli sindang, dia membawa serta peralatan pertukangan untuk menantikan pekerjaan di pinggir jalan. Dia memasang kertas putih bertulisan 'Tolong Beri Saya Pekerjaan'. Kegigihannya itu sempat viral di media sosial pada saat itu.
Dua tahun berlalu. Sutrisno tak lagi menanti pekerjaan di pinggir jalan. Sekarang, dia sudah menjalani aktivitas rutin dengan berdagang buah dingin.
"Alhamdulillah sekarang saya berjualan buah dingin. Buah semangka, melon, pisang, dan pepaya yang saya jual," kata Sutrisno ketika ditemui detikcom, Selasa (25/1/2022).
Dia berdagang buah dingin karena kesulitan mencari pekerjaan lain, terlebih ini era pandemi COVID-19. Ia sempat menjadi buruh harian lepas, lalu dari uang yang di dapat ia kumpulkan menjadi modal berdagang buah.
"Sekarang susah mencari pekerjaan. Terakhir saya kan sempat bekerja di belakang Kedutaan Jepang dan kena PHK, Maret 2020. Alhamdulillah beberapa kali mendapatkan panggilan jasa ke rumah, dapat duit, dan saya jadikan modal untuk berdagang (buah dingin) ini," tutur Sutrisno.
![]() |
Babeh, sapaan Sutrisno, mengungkapkan untuk saat ini keuntungan yang diperoleh dari hasil berjualan buah sudah cukup walaupun tergolong kecil. Namun di tengah kehidupannya yang serba pas-pasan, ia masih suka membantu serta memikirkan kondisi orang lain.
"Untuk penghasilan ada Rp 60-70 ribu setiap harinya. Sudah habis (buahnya) total segitu. Kadang juga kan saya suka lihat orang dari perantauan yang mencari kerja di Jakarta, itu ketahuan, perlu kita bantu. Saya kasih buah ke dia," kata Babeh Sutrisno.
Sekarang, sehari-hari Sutrisno berdagang buah secara keliling di bilangan Kalideres, Jakarta Barat. Jadwal rutin berdagang buah ia lakukan setiap hari sekitar pukul 07.00 WIB pagi dan pulang pukul 13.00 WIB siang.
"Saya pukul 07.00 WIB pagi mulai berjualan, biasanya sampe jam 13.00 WIB siang. Itu saya udah balik ke rumah. Kecuali hujan 3 hari berturut-turut saya di jalan sampai jam 11 malam, terpaksa berteduh di pertokoan karena hujan tidak berhenti," cerita dia.
Simak juga 'Penjaga 'Terakhir' Warisan Gambang Kromong dari Tangerang':
(dnu/dnu)