Grup barongsai di Asahan, Sumatera Utara (Sumut), sudah setahun lebih tak beraksi karena pandemi Corona. Kini, order untuk tampil berdatangan menjelang Imlek.
"Satu-satu panggilan main sudah mulai ada untuk Imlek tahun ini, banyak dari luar kota juga," kata pelaku seni barongsai di Asahan, Oei Chin An (68), Jumat (28/1/2022).
Kelompok barongsai yang dikelola Oei Chin masih bertahan di Asahan sejak berdiri pada 2002. Meski tak pernah tampil setahun, dia kerap merawat peralatannya agar tetap awet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama COVID ini kita nggak pernah main barongsai di acara-acara, karena memang tidak boleh. Harapan kami Imlek tahun ini bisa mulai main lagi, semua juga sudah divaksin, yang penting sesuai prokes," katanya.
Dia mengaku kesulitan mencari generasi muda yang mau berlatih bermain barongsai. Salah satu yang memicu anak muda ogah main barongsai adalah risiko cedera yang tinggi.
"Kalau dulu di sini ada tiga grup. Sekarang cuma kami yang tersisa. Pernah main paling jauh sampai Pulau Nias. Kalau harapannya dari orang tua saya ini tetap dipertahankan jangan sampai hilang," ujar anak Oei Chin, Darli (33), yang telah berlatih barongsai sejak usai 10 tahun.
Dia mengatakan ada 20 orang personel yang dibawa setiap kali tampil. Biasanya mereka mendapat bayaran Rp 4-5 juta.