Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Maluku mengunjungi pengungsi korban bentrokan warga di Negeri Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Forkopimda mengaku prihatin atas adanya bentrokan warga tersebut.
Tokoh Forkopimda yang menemui warga Kariuw di antaranya Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw, Dandim 1504 Kolonel Inf DC Soumokil, dan Ketua Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella. Kedatangan mereka itu bertujuan melihat kondisi para pengungsi Kariuw yang terkena dampak konflik.
"Saat bertemu masyarakat Kariuw, Forkopimda merasa prihatin dan menyesalkan terjadinya konflik antarwarga tersebut," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes M. Rum Ohoirat dalam keterangannya, Kamis (27/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, masyarakat Kariuw, yang mengungsi di Aboru, diminta kembali ke kampung halamannya. Rum mengatakan pemerintah menjamin akan menyalurkan bantuan sosial kepada warga.
"Pemerintah menjamin akan menyalurkan bantuan sosial kepada mereka selama di pengungsian," tambah Rum.
Rum menyebut, saat pertemuan itu, warga Kariuw mengecam keras terjadinya penyerangan. Mereka meminta agar para pelaku dapat segera ditangkap dan diproses hukum.
"Warga juga meminta aparat untuk dapat menjaga harta benda mereka yang masih tersisa di sana," ujarnya
Sebelum dikembalikan ke Kariuw, Rum menyebut masyarakat juga berharap pemerintah dapat mencari tempat relokasi.
"Jadi mereka meminta agar pemerintah segera mencari tempat untuk merelokasi mereka sebelum kembali ke kampung halaman mereka lagi," sebutnya.
Simak video 'Polisi Rangkul Tokoh Agama-Adat Cegah Bentrok di Maluku Berlanjut':
Selain itu, Rum menyebut warga berharap aparat keamanan dapat membangun pos permanen di setiap perbatasan wilayah dengan Ori maupun Pelauw. Dengan begitu, tak terjadi lagi bentrokan akibat permasalahan lahan.
"Warga juga menginginkan agar persoalan lahan antara kedua negeri selama ini dapat diselesaikan sebagaimana hukum yang berlaku," tuturnya.
Sebelumnya, bentrokan di Maluku Tengah terjadi pada Selasa (25/1/2022). Bentrokan tersebut melibatkan masyarakat dari dua desa di Pulau Haruku, Maluku Tengah.
Akibat bentrokan di Maluku Tengah, dua warga sipil tewas dan seorang polisi terluka.
"Awalnya bermula dari kesalahpahaman di antara dua warga yang kebetulan satu dari Kariu dan yang satu dari desa tetangganya Ori," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Mohamad Roem Ohoirat saat dimintai konfirmasi, Rabu (26/1).