Musababnya, akses rumah-rumah tersebut terhalang tembok pembatas perumahan. Tembok setinggi 2,5 meter itu nyaris menutupi pandangan ke arah rumah warga.
Jarak rumah warga dengan tembok pagar kurang dari 30 sentimeter atau sangat mepet. Kondisi itu sangat dikeluhkan sejumlah warga.
Salah satu pemilik rumah Subandi (50) mengatakan kini rumahnya tak bisa dimasuki lagi. Dia tak bisa masuk karena tembok perumahan itu sangat mepet dengan pagar masuk ke rumahnya.
"Jarak cuma 20 centimeter, yak apa (gimana) mau keluar atau masuk. Kendaraan saya sepeda motor saja masih di rumah," kata Subandi saat ditemui wartawan, Senin (24/1/2022).
Selama ini, Subandi bersama lima warga lain memanfaatkan kompleks perumahan untuk keluar-masuk. Bahkan, warga dengan penghuni perumahan sering kali bergabung untuk mengikuti kegiatan.
"Kalau sudah begini, mau gimana lagi. Ini sebenarnya sudah tiga tahun lalu diwacanakan, bahwa akan dibangun tembok pembatas. Sejak saat itu, kami minta ada solusi, tapi iya tetap saja dibangun," ujar Subandi
Warga terdampak tembok beton pembatas memang tak bisa berbuat banyak karena merupakan lahan milik perumahan.
"Ini memang tanahnya perumahan. Makanya, mereka bangun tembok ini. Jadi tidak melanggar atau menyerobot. Yang kami sesalkan kok tega, kami ditutup tak diberikan akses sama sekali," keluhnya.
Artikel ini telah tayang di detikJatim. Untuk informasi dan berita seputar Surabaya, Malang, dan daerah-daerah di Jatim, klik di sini www.detik.com/jatim (mud/mud)