Hartono (38), penyandang tunarungu asal Kota Bandung yang kini menjadi driver ojek online (ojol) mengajak kepada para penyandang disabilitas agar tetap bekerja.
Meskipun harus bekerja di tengah keterbatasan, ayah yang memiliki satu orang anak laki-laki ini mengatakan, semua berhak memilki masa depan yang baik.
Bertahan hampir delapan tahun sebagai driver ojol, Hartono juga kerap mengajak sesama penyandang tunarungu untuk tetap bekerja. Apapun itu pekerjaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayo kerja, kamu pikirin masa depan bagaimana, kalau kamu besar (minta uang ke orangtua), malu," kata Hartono ditemui detikcom di salah satu kafe di Jalan Sumbawa, Kota Bandung, Kamis (13/1) lalu.
"Teman-teman ayo kerja buat masa depan," tambah Hartono.
![]() |
Head of Regional Corporate Affairs Gojek Central West Java Mulawarman mengatakan, penyandang disabilitas memilki kesempatan yang sama untuk bekerja, meski cara yang dilakukan berbeda.
"Kami melihat masih banyak orang yang menganggap disabilitas itu sebuah hambatan. Kami juga ingin konsumen mengubah persepsi bahwa disabilitas itu tidak bisa berkarya, karena mereka juga punya skill," ujar Mulawarman ditemui di tempat yang sama.
![]() |
Sementara itu, District Head Gojek Kota Bandung Faris Priyanto mengatakan, pihaknya percaya dengan kemampuan teknologi yang dimiliki untuk menyediakan lapangan pekerjaan, akses terhadap sumber nafkah yang adil buat semua masyarakat termasuk disabilitas.
"Program-program yang kami sediakan ada safety rideing, kemudian tips pintar, kemudian juga ada kita mengajak keluarga mitra untuk bergabung dengan kita di GoFood agar sunainya, istrinya, punya sumber nafkah yang berasal dari platformnya Gojek," ungkapnya.
Menurutnya, di Kota Bandung sendiri ada sekitar 15-20 driver ojol yang bergabung dengan Gojek. Sementara untuk di Indonesia angkanya mencapai 1 persen lebih.
"Kebetulan di Indonesia kita sudah menampung lebih dari 1 persen mitra seluruh Indonesia yang berasal dari penyandang disabilitas. Sesuai dengan peraturan pemerintah, kalau saya tidak salah BUMN minimal 2 persen, swasta 1 persen, alhamdulillah kita sudah lebih dari 1 persen," jelasnya.
![]() |
Ia mengklaim, jika Gojek membuka diri untuk merekrut pekerja yang berasal dari penyandang disabilitas.
"Sama sekali tidak ada (penolakan), kami buka akses secara umum, terutama untuk penyandang disabilitas," ucapnya.
"Tidak ada kesulitan yang secara spesifik berasal dari penyandang disabilitas, karena sebenarnya mereka mempunyai kemampuan yang sama persis dengan mitra lain yang bukan penyandang disabilitas," pungkasnya.
(wip/dnu)