Ramai tagar #HarunaOut imbas pernyataan anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, yang mengkritik Shin Tae-yong tak membawa Timnas Indonesia juara pada piala AFF 2020. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai kritik Haruna kurang bijak karena menganggap prestasi lebih penting dibandingkan proses.
"Kami menilai pandangan anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Haruna Soemitro, jika dalam pembinaan sepak bola, prestasi lebih penting daripada proses merupakan pandangan kurang bijak. Cara pandang seperti inilah yang selama ini kerap mewarnai kebijakan federasi sepak bola Indonesia," kata Syaiful kepada wartawan, Selasa (18/1/2022).
Syaiful menuturkan cara pandang Haruna itu membuat kebijakan sepak bola di Indonesia dilakukan secara instan sehingga dasar-dasar pembinaan sepak bola tidak pernah diperhatikan. Alhasil, lebih dari tiga dekade kata Syaiful prestasi Timnas Indonesia tidak ke mana-mana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti yang kita ketahui Pak Haruna adalah orang lama di dunia sepak bola Indonesia. Dengan cara pandang seperti ini maka banyak kebijakan sepak bola Indonesia yang dilakukan dengan model instan. Gonta-ganti pelatih, bikin proyek pembinaan di luar negeri, hingga melakukan naturalisasi pemain," ujarnya.
"Sementara dasar-dasar pembinaan sepak bola seperti adanya kompetisi usia dini, sistem rekrutmen yang bebas tekanan, kurikulum pembinaan sepak bola yang seragam hingga pelaksanaan kompetisi tertinggi yang bebas kecurangan tidak pernah benar-benar diperhatikan. Akibatnya, lebih dari tiga dekade prestasi timnas sepak bola kita tidak ke mana-mana," lanjutnya
Syaiful Huda menyampaikan sepak bola Indonesia sudah jauh ketinggalan dengan Thailand dan Vietnam jika dilihat dari tingkat Asia Tenggara. Dia menyebut Timnas Indonesia kerap dipecundangi oleh negara tetangga.
"Jangankan untuk bersaing di level Asia atau dunia, di tingkat Asia Tenggara saja kita jauh ketinggalan dengan Thailand dan Vietnam. Bahkan kita sering dipecundangi oleh Malaysia atau Singapura," jelasnya.
"Harus diakui secara permainan kita masih ketinggalan dengan Thailand dan Vietnam. Namun berkat kecerdikan dan keberanian Pelatih Timnas Shin Tae Yong kita bisa lolos final dan meraih posisi runner up. Namun di sisi lain kita juga melihat jika mayoritas pemain Timnas Sepak Bola kita diisi anak-anak muda. Bahkan rata-rata umur skuad Timnas kita kemarin di kisaran 23-27 tahun. Ini menandakan adanya harapan jika para pemain dan pelatih Timnas saat ini terus diberikan kepercayaan," ucapnya.
Syaiful mengatakan gelaran Piala AFF 2020 di Singapura beberapa waktu lalu menunjukkan betapa Indonesia harus lebih banyak lagi berbenah. Untuk itu, dia mendukung keputusan federasi yang tetap mempertahankan dan memberi kesempatan Shin Tae Yong menjadi pelatih Timnas U-23 dan U-18.
"Kami mendukung keputusan Federasi yang tetap mempertahankan dan memberikan kesempatan kepada Shin Tae Yong untuk menjadi pelatih kepala Timnas Senior, Timnas U-23, dan U-18. Kami berharap kepercayaan ini akan menjadi babak baru bagi proses pembinaan Timnas Sepak Bola," ucapnya.
Lebih lanjut, Syaiful mengajak semuanya untuk tidak lagi mengejar prestasi instan dan mempercayai proses pembinaan yang dilakukan untuk sepak bola Indonesia. Dia yakin PSSI mampu menyikapi perbedaan cara pandang pembinaan di internal.
"Sudah saatnya kita percaya pada proses pembinaan untuk melahirkan prestasi tinggi untuk sepak bola kita. Tidak lagi terus-menerus mengejar prestasi instan yang justru menjadi merugikan pembinaan sepak bola dalam jangka panjang," kata Syaiful.
"Kami percaya PSSI mampu menyikapi perbedaan cara pandang pembinaan di lingkup internal mereka. Sebagai anggota Exco, Haruna Soemitro tentu mempunyai hak untuk menyampaikan pandangan dan pendapat terkait pembinaan sepak bola Indonesia. Kendati demikian jangan sampai cara pandang dan pendapat itu disampaikan serampangan di muka publik yang bisa berimbas negatif bagi proses pembinaan prestasi sepak bola kita terutama terkait masa depan Timnas Sepak Bola kita," imbuhnya.
Tagar #HarunaOut muncul dipicu oleh komentar Haruna dalam sebuah podcast. Dia menilai sepakbola tanpa prestasi itu tanpa ada artinya.
Hal itu merujuk pada pencapaian Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Skuad Garuda, yang diisi banyak pemain muda, finis kedua.
Evaluasi ke Shin Tae-yong sudah dilakukan oleh PSSI. Rapat internal itu dihadiri Ketum PSSI Mochamad Iriawan, Waketum Iwan Budianto, Yunus Nusi, Wasekjen Maaike Ira Puspita, Exco Endri Erawan, Vivin Sungkono, dan Direktur Teknik Indra Sjafri.
"Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apapun latihannya kalau tidak juara, ya belum dikatakan juara. Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi," kata Haruna soal hasil di Piala AFF 2020.
Simak juga Video: Buntut Cibirian Haruna, Digeruduk Netizen-Respons PSSI