Gempa dengan magnitudo 6,6 terjadi di Banten. BMKG mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ucap Kepala BMKG Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat (14/1/2022).
Dia mengimbau warga untuk menghindari bangunan retak akibat gempa. Dwikorita meminta warga memeriksa lagi kondisi bangunan usai gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan," ucapnya.
Dia meminta warga melihat informasi resmi dari BMKG. Dia menyebut informasi dari BMKG bisa dilihat di situs resmi, akun media sosial resmi serta aplikasi resmi BMKG.
Sebelumnya, gempa magnitudo (M) 6,6 di sekitar Selat Sunda terasa hingga Jakarta. BMKG menjelaskan penyebab gempa ini.
Pusat gempa bumi ini ada di 132 km arah barat daya Kota Pandeglang di kedalaman 40 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal," kata Dwikorita.
Gempa terjadi karena lempeng Samudera Indo-Australia bertabrakan dengan Lempeng Benua Eurasia. Lokasi tabrakan ada di bawah Pulau Jawa.
"Akibat aktivitas subduksi Lempeng Samudera Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Benua Eurasia, atau tempatnya ke bawah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara," kata Dwikorita.
Simak Video 'Gempa M 6,7 Banten Terasa di Jakarta, Karyawan 'Berlomba' Turun dari Gedung':