Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap adanya benalu yang mencari keuntungan di tengah kondisi pandemi COVID-19. PKS mengutuk keras pihak-pihak yang mengambil keuntungan pribadi di tengah pandemi.
Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara PKS, Netty Prasetyani. Dia awalnya menyebut di saat pandemi COVID-19 ini seharusnya semua pihak bersama-sama menangani dan menyelamatkan rakyat.
"Saya pikir di tengah pandemi yang berbasis wabah kesehatan dan berdampak secara multidimensi, serta mengakibatkan banyak korban berjatuhan, sudah seharusnya semua sumber daya digunakan untuk menangani pandemi dan menyelamatkan rakyat Indonesia," kata Netty saat dihubungi, Selasa (11/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itulah, anggota Komisi IX DPR ini meminta agar tidak ada satu pun yang mencari keuntungan pribadi di tengah pandemi COVID-19. Dia juga mengutuk tindakan tersebut.
"Jadi, kita semua harus mengutuk keras siapa pun yang mengambil keuntungan pribadi dari kebijakan dan anggaran penanganan pandemi," ujarnya.
Lebih lanjut, Netty lantas mendorong penegakan hukum diberlakukan kepada para pihak yang mencari keuntungan pribadi dan merugikan masyarakat tersebut. Dia mendesak agar aparat penegak hukum melaksanakan tugasnya.
"Penegakan hukum harus dilakukan terhadap setiap pelanggaran, penyimpangan, dan tindakan koruptif yang merugikan rakyat. Ini menjadi tugas para penegak hukum atas dugaan penyelewengan atau penyimpangan anggaran penanganan pandemi baik PCR, vaksin, obat-obatan, alkes, bansos, maupun subsidi," ujarnya.
Simak selengkapnya pernyataan Megawati di halaman berikutnya.
Megawati Singgung Sosok Parasit di Tengah Pandemi
Sebelumnya, Megawati awalnya menyinggung masih ada kelompok yang antikemajuan saat ini. Megawati mengambil contoh seperti mereka yang menolak uluran dari pemerintah.
"Fakta di lapangan kadang-kadang terus lain, masih saja ada kekuatan anti kemajuan, mereka menolak bentuk protokol kesehatan karena keyakinan sempit yang meminggirkan nalar dan alam pikir, mereka menolak berbagai uluran tangan pemerintah seperti vaksin," kata Megawati dalam sambutannya di HUT ke-49 PDIP yang digelar virtual, Senin (10/1).
Megawati juga menyindir pihak yang mencari keuntungan di tengah pandemi. Dia mengatakan kelompok itu bertindak bagai benalu yang menginduk pada inangnya.
"Selain itu, saya melihat masih saja ada kelompok politik mencoba memancing di air keruh, di luar itu ada juga suatu kelompok kepentingan yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya, atas nama pandemi mereka masih saja mencari keuntungan materi," ujarnya
Disinggung Megawati Soekarnoputri soal adanya benalu atau pihak yang mengambil keuntungan di tengah pandemi, Hasto Kristiyanto lantas menyindir harga PCR yang sampai membuat Jokowi turun tangan.
"Apa yang disampaikan Bu Mega tadi, kalau lihat dari pidatonya secara lengkap, sebenarnya beliau menyampaikan ini sebagai kritik autokritik sebagai bangsa, termasuk bagi PDIP sendiri. Dan kita lihat mengapa untuk menurunkan biaya PCR itu harus presiden yang turun tangan. Setelah presiden turun tangan baru itu turun," kata Hasto dalam kesempatan sama.
Hasto mengatakan ungkapan Megawati bukan hanya pada pemerintahan, tapi juga untuk internal partai. Sekaligus mengingatkan untuk tidak mengambil keuntungan di masa pandemi.
"Kenapa kemudian ada berbagai persoalan terkait, ini sebagai autokritik , terkait dengan bansos sehingga di tengah pandemi ini yang disampaikan Bu Mega tadi kritik autokritik bagi bangsa, tapi juga termasuk bagi kader PDIP, sehingga di tengah pandemi ini yang kita kedepankan semua bukan kemudian menggunakan pandemi untuk kepentingan kelompok atau orang per orang kepentingan memperkaya diri. Tetapi murni hasrat kemanusiaan untuk menyatu dengan rakyat itu," ujarnya.
"Sehingga Bu Mega tadi menyampaikan dalam kondisi krisis termasuk yang mahahebat sekalipun kuncinya adalah persatuan dengan rakyat. Tapi kuncinya juga bagaimana pemimpin ini kokoh dalam prinsip. Bagaimana pemimpin ini memberikan arah. Bagaimana pemimpin ini terus memberikan kepemimpinan yang solutif," lanjut Hasto.