JPO Karet Sudirman dengan bentuk kapal pinisi yang megah segera dibuka. Bila sudah dibuka, pelican crossing ini bakal ditutup. Padahal, pelican crossing adalah sarana paling mudah yang bisa digunakan pejalan kaki untuk menyeberang jalan. Anda setuju pelican crossing ini ditutup?
Pelican crossing berwujud perlintasan sebidang dapat digunakan pejalan kaki untuk menyeberang tanpa harus berjalan menanjak lewat jembatan penyeberangan orang (JPO). Pelican crossing dilengkapi zebra cross dan lampu lalu lintas.
![]() |
Lampu lalu lintas dapat dipencet oleh pejalan kaki yang hendak menyeberang. Begitu lampu menyala warna merah, kendaraan bermotor maupun sepeda bakal berhenti menunggu pejalan kaki menyeberang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelican crossing semacam ini ada di bawah JPO Karet Sudirman, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, sekitar 20 meter dari jembatan itu sendiri, terhubung langsung dengan halte bus. Namun, pelican crossing ini bakal ditutup setelah JPO Karet Sudirman dibuka.
![]() |
"Setelah JPO difungsikan, pelican crossing dihilangkan," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, kepada wartawan, Senin (10/1/2022).
Hari menuturkan pelican crossing yang saat ini difungsikan hanya bersifat sementara sembari menunggu JPO itu rampung direvitalisasi. Dia mengatakan pembuatan JPO itu sudah memperhitungkan segi keamanan dan kenyamanan pejalan kaki.
![]() |
Sebelumnya, Koalisi Pejalan Kaki menilai pelican crossing sebagai bentuk sarana yang paling baik bagi pejalan kaki. Justru, JPO adalah sarana yang mencerminkan diskriminasi bagi pejalan kaki. Soalnya, JPO membuat pejalan kaki harus berjalan menanjak demi kelancaran laju kendaraan bermotor. Pejalan kaki tidak diutamakan, yang diutamakan adalah kepentingan kendaraan bermotor.
![]() |
Apabila pelican crossing di situ nantinya ditutup, pejalan kaki harus naik ke JPO untuk menyeberangi Jl Jenderal Sudirman, tentu lebih menanjak dan lebih melelahkan bagi pejalan kaki, apalagi kaum disabilitas dan warga lanjut usia (lansia).
"Kalau mau, ayo kita bikin perbandingan. Saat nanti JPO Karet itu dibuka untuk umum, maka pelican crossing di bawahnya juga tetap dibuka. Ayo kita buat perbandingan, warga lebih banyak lewat JPO atau pelican crossing. Pasti lebih banyak yang lewat pelican crossing," kata pendiri sekaligus Koordinator Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, kepada detikcom, Selasa (4/12/2021) lalu.
![]() |
Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, menilai JPO Karet Sudirman tersebut tidak bisa dikatakan sebagai fasilitas yang nyaman dan ramah pejalan kaki. Sama seperti Alfred, Elisa menilai pelican crossing atau perlintasan sebidang adalah sarana yang terbaik bagi pedestrian. Dengan adanya JPO, pejalan kaki harus berjalan menanjak demi menyeberang jalan.
"Konsep JPO-nya sendiri tidak ramah pejalan kaki," kata Elisa, diwawancarai terpisah.
![]() |
Lihat juga video 'Gemerlapnya JPO Flyover Tapal Kuda Lenteng Agung di Malam Hari':