Pemprov DKI Jakarta melaporkan penambahan kasus positif COVID-19 varian Omicron per kemarin 162 kasus. Sementara data pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan menyatakan ada 152 kasus Omicron di Indonesia. Lantas, mengapa datanya berbeda?
Pada Senin (3/1) siang, pemerintah pusat mengumumkan tambahan kasus Corona varian Omicron menjadi 152. Indonesia berada di urutan ke-40 kasus Omicron dunia. Dari 152 yang terpapar COVID-19, sebutnya, 23% di antaranya dinyatakan sembuh.
"Kita dalam masuk ranking 40. Jadi jumlah kasus Omicron di Indonesia ada 152," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (3/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Senin malam, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkap sebanyak 162 orang di Jakarta positif Omicron.
Riza menuturkan, per Minggu (2/1), DKI Jakarta mencatat 135 kasus Omicron. Kemudian, pada Senin (3/1), mengalami penambahan 27 kasus berdasarkan pemeriksaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) dan Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Laboratorium.
"Jadi memang seperti kita ketahui belakangan ini Omicron semakin meningkat. Di Jakarta sendiri kasusnya sudah 162 orang," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (3/1/2022).
Penjelasan DKI Soal Beda Data Omicron
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan perbedaan data Omicron antara pusat dan daerah. Menurutnya, itu hanya masalah perbedaan waktu pengambilan data
"Kalau dari Kemenkes itu sore masalah timing sih, cut off," kata Dwi saat dihubungi, Selasa (4/1/2022).
Dwi juga memastikan seluruh data positif Omicron telah dilaporkan Dinkes DKI ke Kementerian Kesehatan RI. Meski demikian, dia memastikan antara pusat dan daerah akan dilakukan sinkronisasi.
"Misalnya di Kemenkes ada nama si A, di kita belum ada, kita langsung masukkan di data kita," jelasnya.
Simak Video 'Waspada! Kasus Omicron di Jakarta Sudah Capai 162 Orang':
Dwi mengungkapkan, mayoritas yang terpapar varian Omicron hanya bergejala ringan COVID-19, bahkan cenderung tak bergejala.
"Kondisinya semuanya bagus, klinisnya tidak ada keluhan, keluhan paling ringan saja, memang kelihatannya Omicron ini sangat besar orang bergejala ringan atau tidak bergejala sama sekali, sehingga penting sekali orang patuh pada tracing," ujarnya.
Data GISAID: Ada 164 Kasus Omicron di RI
Sementara itu, Lembaga independen internasional Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) juga melaporkan data kasus Omicron di Indonesia. Dalam situs resminya kasus Corona B 11529 atau Omicron sudah terdata sebanyak 164 orang.
Dilihat, Selasa (4/1/2022), pukul 09.08 WIB, Indonesia masuk dalam urutan ke-27 dengan jumlah kasus omicron 164. Masih dari situs GISAID, urutan pertama dengan kasus Omicron terbanyak yakni Inggris dengan 69 ribu kasus, lalu Amerika Serikat 33 ribu kasus, dan Denmark di urutan tiga dengan 5 ribu kasus Omicron.