Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) meminta masyarakat menyambut tahun 2022 dengan semangat dan optimisme tinggi. Menurutnya, tahun ini akan menjadi masa pemulihan dan bangkit akibat wabah COVID-19 yang melanda negeri dalam dua tahun terakhir.
"Indonesia kita berhasil mengendalikan pandemi dan kita akan memasuki era pemulihan agar anak-anak kita kembali bersekolah tatap muka dan semua warga dan orang muda kembali bekerja," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (3/1/2021).
Kendati demikian, dia memberi catatan agar sikap optimisme yang dibangun saat ini tidak hanya soal kesehatan dan ekonomi saja, namun juga pemulihan sosial. Sebab, pandemi COVID-19 tak hanya menghadirkan masalah ekonomi namun juga sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih banyak keluarga-keluarga Indonesia tidak memiliki pendapatan layak. Masih banyak orang muda-orang muda tidak bekerja, jobless, menganggur. Karena itu, pengertian pemulihan haruslah mencakup pemulihan sosial ekonomi, bukan hanya pemulihan ekonomi," tambahnya.
Ia menambahkan untuk pemulihan sosial ekonomi harus mencakup tiga tujuan penting. Pertama, menurunkan angka pengangguran, menurunkan beban utang pemerintah, dan menurunkan angka keluarga dan warga miskin ekstrem.
Untuk poin pertama, Muhaimin mengatakan saat ini angka pengangguran nasional tergolong masih sangat tinggi yakni 9% lebih. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah perlu mendukung anak muda dan warga yang sedang mencari pekerjaan dengan sejumlah program seperti pelatihan dan bimbingan agar memudahkan mereka terserap oleh lapangan pekerjaan.
"DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Kepulauan Riau tercatat memiliki angka pengangguran tertinggi. Saya ingin mengingatkan sekali lagi, bahwa lapangan kerja adalah kepentingan nasional. Semakin banyak warga bekerja, semakin kuat daya beli dan semakin banyak wajib pajak. Semakin banyak warga bekerja, semakin kuat kohesi sosial dan loyalitas untuk Indonesia kita," tambahnya.
Sementara itu, poin kedua yakni menurunkan beban utang pemerintah. Meskipun rasio utang dinilai masih aman, namun beban bunga utang saat ini sudah sangat besar sehingga menelan biaya sangat tinggi. Dalam APBN 2022, direncanakan pembayaran utang pemerintah sebesar Rp 405 triliun lebih. Terdiri dari bunga utang dalam negeri sebesar Rp 393 triliun dan bunga utang luar negeri sebesar Rp 12 triliun.
"Utang BUMN akan menjadi beban utang pemerintah karena pemerintah de facto dan de jure adalah pemilik dan pemegang saham utama BUMN-BUMN tersebut," ungkapnya.
Terakhir yakni fokus pada penurunan jumlah keluarga dan warga miskin ekstrem. Kelompok warga negara yang betul-betul tidak memiliki pendapatan dan daya beli untuk bertahan hidup. Muhaimin menyebut di Jawa Tengah ada lima daerah dengan angka kemiskinan ekstrem tinggi. Yakni, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen, Pemalang dan Brebes.
"Pemerintah Presiden Jokowi telah menyadari soal ini dan meletakkan sebagai prioritas dan ukuran keberhasilan pembangunan tahun 2022. Yaitu menekan tingkat pengangguran menjadi 5,5-6,3 persen," pungkas Muhaimin.
(akd/ega)