Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan kapasitas 100 persen siswa di sekolah di Jakarta mulai digelar hari ini. Kebijakan tersebut mendatangkan respons yang beragam dari orang tua siswa.
Salah satunya Rini (30), orang tua murid di SDN 07 Kemayoran, Jakarta Pusat. Dia merasa khawatir dan ragu akan kebijakan PTM 100 persen tersebut.
"Saya sebenarnya sedikit ragu dan khawatir dengan pembelajaran tatap muka ini. Karena meskipun kita mengantarkan anak ke sekolah. Tapi kita tidak bisa memantau 100 persen apa yang dia lakukan," kata Rini saat ditemui di SDN 07 Kemayoran, Senin (3/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia merasa sekolah belum sepenuhnya siap memantau semua siswa di sekolah, terkhusus dalam penerapan protokol kesehatan.
"Sekolah juga demikian, dengan guru yang terbatas apakah mereka bisa memantau kegiatan setiap anak," kata dia.
Respons serupa dilontarkan oleh Sumiasih (54), yang merasa khawatir atas kebijakan PTM 100 persen. Kendati demikian, dia merasa PTM 100 persen perlu dilakukan untuk membuat anak lebih berkembang.
"Kekhawatiran pasti ada, tapi ini kan untuk kebaikan anak juga. Anak bisa belajar dengan fokus. Pengetahuan dia juga jadi pintar," ujarnya.
Selain itu, baik Rini maupun Sumiasih mengatakan sedikit lega karena seluruh siswa dan tenaga pengajar di SDN 07 Kemayoran sudah menjalani vaksinasi.
"Di sekolah kita sudah di vaksin semua, mulai dari guru hingga siswa, makanya bisa menggelar PTM 100 persen," kata Kepala SDN 07 Kemayoran, Endah Andayani (52), saat dikonfirmasi.
"Kemarin ada program vaksinasi 6-11 tahun. Sekitar 20 orang siswa belum di vaksin, tapi kami imbau untuk melakukan vaksin di kelurahan setempat," imbuhnya.
Selain itu, untuk mendukung proses PTM 100 persen, Endah mengatakan pihaknya menyediakan beberapa fasilitas pendukung, mulai dari tempat cuci tangan, hand sanitizer, hingga masker cadangan.
"Karena ini udah PTM 100 persen kan kita fokuskan di penerapan protokol kesehatan. Saya imbau anak-anak untuk membawa hand sanitizer sendiri, membawa minum sendiri, membawa makan sendiri," kata Endah.
Selain itu, Endah mengatakan, untuk siswa yang mengalami keluhan, dari flu hingga batuk, dianjurkan belajar di rumah terlebih dahulu.
"Jika ada siswa yang ada keluhan flu atau batuk atau keluhan lain lebih baik di rumah dulu. Bentuknya hanya diberi tugas. Itu dihitung sebagai absen," imbuhnya.
(yld/yld)