Gus Yahya: NU Tak Boleh Jadi Alat PKB

Gus Yahya: NU Tak Boleh Jadi Alat PKB

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 30 Des 2021 10:41 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Istana Kepresidenan Bogor. Gus Yahya datang untuk melaporkan hasil Muktamar ke-34 NU beberapa waktu lalu di Lampung.
Foto: Ketum PBNU Gus Yahya (Kris-Biro Pers Sekretariat Presiden).
Jakarta -

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan NU harus mengedepankan kepentingan nasional. Gus Yahya tak ingin NU hanya dimonopoli satu warna: PKB.

Dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV seperti dikutip Kamis (30/12/2021), Gus Yahya berbicara soal politik dan PBNU. Gus Yahya tak ingin NU menjadi pihak dalam sebuah kompetisi politik.

"Yang kita inginkan adalah NU tidak menjadi pihak dalam kompetisi politik, NU secara institusional, secara kelembagaan tidak menjadi pihak dalam kompetisi politik. Itu adalah keputusan muktamar 1984 lalu," ujar Gus Yahya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Yahya mengatakan, jika dihitung, walaupun pihaknya berusaha membersihkan semua yang berbau politik dari NU, itu akan sulit untuk benar-benar mensterilkan NU dari berbagai pengaruh politik. Gus Yahya kemudian berbicara strategi lain.

"Strategi yang lain adalah kita berbagi ruang dalam NU sehingga setiap pihak yang mungkin punya kepentingan yang berbeda-beda tetap di dalam NU sehingga bisa saling mengontrol, bisa saling mengawasi sehingga tidak satu pihak pun yang akan memonopoli, mengkooptasi NU untuk satu kepentingan politik sepihak. Dengan semuanya yang dihasilkan adalah kesepakatan bersama mengenai kepentingan bersama," ujar Gus Yahya.

ADVERTISEMENT

Gus Yahya menyebut pengurus NU yang berkecimpung di struktur partai politik tetap ada peluang terlibat di dalam NU. "Tapi tidak boleh hanya satu warna. Semuanya harus dapat kesempatan," ujar dia.

Gus Yahya kemudian berbicara soal relasi PKB dan NU. Meski kuat, Gus Yahya tak ingin NU jadi alat PKB dan dikooptasi.

"Relasi NU dan PKB alami sekali. Dulu PKB sendiri diinisiasi bahkan dideklarasikan oleh pengurus-pengurus PBNU. Tetapi sekali lagi memang tidak boleh NU ini menjadi alat dari PKB, misalnya, atau dikooptasi oleh PKB. Itu kan nggak boleh. Ini kan yang harus kita jaga," ujar Gus Yahya.

Simak Video 'Gus Yahya Temui Jokowi, Laporkan Hasil Muktamar NU':

[Gambas:Video 20detik]



(gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads