Asal Usul Perayaan Tahun Baru, Awalnya Berbeda-beda

Asal Usul Perayaan Tahun Baru, Awalnya Berbeda-beda

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 29 Des 2021 18:05 WIB
Kalender Natal dan Tahun Baru. dikhy sasrailustrasidetikfoto
Asal Usul Perayaan Tahun Baru, Awalnya Berbeda di Tiap Negara - ilustrasi (Foto: detikcom/Dikhy Sasra)
Jakarta -

Asal usul perayaan Tahun Baru jadi informasi menarik untuk diketahui. Terlebih masyarakat di seluruh dunia saat ini tinggal menghitung hari menuju Tahun Baru 2022.

Perayaan Tahun Baru identik dengan pesta kembang api dan pertunjukan musik di berbagai daerah. Di momen ini, banyak orang menaruh harapan agar segalanya di Tahun selanjutnya dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

Banyak orang mungkin hanya tahu bahwa perayaan Tahun Baru dilangsungkan pada 31 Desember hingga 1 Januari dini hari. Padahal jauh sebelum itu, Tahun Baru dirayakan di waktu yang berbeda loh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana asal usul perayaan Tahun Baru sebenarnya? detikcom merangkum ulasannya berikut ini.

Asal Usul Perayaan Tahun Baru: Telah Dilangsungkan Sejak 2000 SM

Melansir dari Ensiklopedia Britannica, tercatat festival Tahun Baru paling awal telah dilangsungkan sejak sekitar tahun 2.000 Sebelum Masehi (SM) di Mesopotamia. Kekaisaran Babilonia merayakan Tahun Baru pada saat ekuinoks musim semi atau sekitar pertengahan bulan Maret. Sementara Kekaisaran Asyur atau Asiria merayakan Tahun Baru yang dekat dengan ekuinoks musim gugur atau sekitar pertengahan September.

ADVERTISEMENT

Bagi orang-orang Mesir, Bangsa Fenisia dan Persia, Tahun Baru dimulai pada saat ekuinoks musim gugur yakni pada 21 September. Untuk orang Yunani, awal Tahun Baru dimulai dengan ekuinoks matahari musim dingin atau pada 21 Desember.

Sementara pada kalender Romawi kuno, awal Tahun Baru dimulai pada 1 Maret. Hal ini karena kalender Romawi kuno hanya terdiri dari 10 bulan dan 304 hari yang dimulai pada bulan Maret. Diketahui Kalender Romawi kuno dibuat oleh raja pertama Roma, Romulus. Kemudian pada abad ke-46 SM, Tahun Baru resmi menjadi 1 Januari, yang ditetapkan oleh Kaisar Romawi, Julius Caesar.

Nama bulan Januari diambil dari nama dewa permulaan di Romawi, yaitu dewa Janus. Dewa Janus dipercaya orang Romawi dapat melihat ke belakang atau ke tahun sebelumnya dan ke masa depan.


Asal Usul Perayaan Tahun Baru: Sejarah di Eropa

Pada awal abad pertengahan, sebagian besar orang Kristen Eropa menganggap tanggal 25 Maret, Hari Raya Kabar Sukacita, sebagai awal Tahun Baru. Namun untuk di Anglo-Saxon Inggris, awal Tahun Baru dirayakan pada 25 Desember.

Kemudian, Raja Inggris William I atau yang dikenal sebagai William Sang Penakluk memutuskan bahwa Tahun Baru dimulai pada 1 Januari. Tak berselang lama, Inggris kemudian bergabung dengan negara-negara Kristen dan menetapkan 25 Maret sebagai awal Tahun Baru.

Pada 1582, Gereja Katolik Roma mengadopsi Kalender Gregoria, yang mengembalikan keputusan bahwa 1 Januari adalah Tahun Baru. Secara bertahap sebagian besar negara di Eropa kembali merayakan Tahun Baru pada 1 Januari, berikut di antaranya:

  • Skotlandia pada tahun 1660
  • Jerman dan Denmark sekitar tahun 1700
  • Inggris pada tahun 1752
  • Rusia pada tahun 1918

Seluruh Dunia Merayakan Tahun Baru Masehi dengan Cara Berbeda

Melansir dari laman History, orang Romawi kuno dulunya merayakan Tahun Baru dengan mempersembahkan korban kepada dewa Janus. Mereka juga mendekorasi rumah mereka dengan mengadakan pesta.

Kini, perayaan Tahun Baru lebih modern. Setiap negara punya tradisi unik berbeda untuk menyambutnya, berikut di antaranya:

  1. Spanyol
    Di Spanyol dan beberapa negara berbahasa Spanyol lainnya, orang-orang merayakan Tahun Baru dengan memakan selusin buah anggur. Buah anggur tersebut melambangkan harapan mereka untuk 1 tahun yang akan datang.
  2. Kuba, Austria, Hongaria dan Portugal
    Di sejumlah negara ini, orang-orang merayakan Tahun Baru dengan menyantap babi. Mereka menganggap babi mewakili kemajuan dan kemakmuran.
  3. Swedia dan Norwegia
    Masyarakat Swedia dan Norwegia merayakan Tahun Baru dengan menyajikan puding nasi dengan kacang almond yang tersembunyi di dalamnya. Dikatakan bahwa siapa pun yang menemukan kacang almond tersebut akan mendapatkan keberuntungan selama 1 tahun ke depan.

Kini asal usul perayaan Tahun Baru telah diketahui. Perayaan Tahun Baru di masing-masing kebudayaan dan agama juga berbeda lantaran memiliki penanggalan khusus. Simak informasinya di halaman selanjutnya.

Asal Usul Perayaan Tahun Baru: Beda Waktu dalam Kalender Agama dan Budaya

Berbeda dengan Kalender Masehi, agama-agama dan budaya di seluruh dunia masih punya perhitungan sendiri soal awal tahun mereka. Masing-masing menggunakan kalender berbeda, seperti:

  1. Dalam kalender agama Yahudi, Tahun Baru dimulai pada Rosh Hashana, hari pertama bulan Tishri, yang jatuh antara 6 September hingga 5 Oktober.
  2. Dalam kalender agama Islam, Hijriah, setiap tahunnya biasanya ada 354 hari. Tahun Baru dimulai pada bulan Muharram
  3. Tahun Baru Imlek dirayakan secara resmi selama sebulan yang dimulai pada akhir Januari atau awal Februari.
  4. Di berbagai budaya di Asia, perayaan Tahun Baru juga berbeda, seperti:
    - Di India selatan, orang Tamil merayakan tahun baru pada titik balik matahari musim dingin
    - Orang Tibet merayakan Tahun Baru di bulan Februari
    - Di Thailand Tahun Baru dirayakan pada bulan Maret atau April.
    - Di Jepang, Tahun Baru dirayakan selama tiga hari, yaitu pada 1-3 Januari
Halaman 2 dari 2
(izt/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads