Edy Rahmayadi Dikritik Usai Jewer Pelatih PON, Begini Duduk Perkaranya

Edy Rahmayadi Dikritik Usai Jewer Pelatih PON, Begini Duduk Perkaranya

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 29 Des 2021 12:16 WIB
Gubsu Edy Rahmayadi
Edy Rahmayadi / Foto: Diskominfo Sumut
Jakarta -

Edy Rahmayadi menjadi sorotan publik. Pasalnya, ia diketahui menjewer pelatih PON saat menghadiri sebuah acara di Medan.

Sikap Edy Rahmayadi tersebut dikritik banyak pihak. Sebenarnya, apa penyebab Edy menjewer pelatih PON tersebut? Berikut fakta-faktanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy Rahmayadi Menjewer Pelatih PON karena Tidak Tepuk Tangan

Edy Rahmayadi viral karena menjewer pelatih billiar Sumatera Utara untuk tim PON Papua, Khoirudin (Choki) Aritonang. Edy menjewernya lantaran Choki tidak tepuk tangan usai Edy Rahmayadi memberi sambutan.

Lewat video yang beredar, peristiwa berawal saat Edy menyampaikan motivasi dalam acara penyerahan tali asih kepada atlet PON di rumah dinas Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Medan, Senin (27/12).

ADVERTISEMENT

Edy Rahmayadi mengatakan jika Sumut sudah berjaya, atlet bisa mengambil apapun yang diinginkan. Pernyataan Edy mendapat respon tepuk tangan dari seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan itu. Kemudian, Edy menunjuk seseorang yang menurutnya tidak ikut tepuk tangan.

"Yang pakai kupluk itu siapa? Yang baju kuning. Kau berdiri. Kenapa kau tak tepuk tangan? Sini, sini," ucap Edy Rahmayadi dalam video itu.

Lalu, Edy menanyakan posisi pria itu. Pria tersebut menjawab kalau dirinya merupakan pelatih cabang biliar untuk PON Sumut.

"Pelatih tak tepuk tangan. Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy Rahmayadi sambil menjewer pelatih biliar itu.

Edy Rahmayadi Mengusir Pelatih Billiar

Setelah menjewer Choki, Edy lalu mengusirnya dari ruangan. Edy Rahmayadi meminta agar pelatih billiar tersebut tidak berada di dalam ruangan.

"Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah di sini," ucap Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi kemudian mengatakan dia harus melakukan hal itu. Dia menilai wajar jika cabang olahraga biliar tidak mendapat emas saat PON Papua karena tingkah laku pelatih yang seperti itu.

Pelatih Billiar Buka Suara Usai Dijewer Edy Rahmayadi

Khoirudin (Choki) Aritonang selaku pelatih billiar Sumut yang dijewer Edy Rahmayadi akhirnya buka suara. Choki menilai jika Edy marah-marah tidak jelas.

"Marah-marah, maki-maki tak nyambung, itu kan aneh, emosional tidak jelas. Kalau marah-marah, maki-maki tapi dunia olahraga maju, ya bagus, ini kan tidak," kata Choki kepada wartawan, Selasa (28/12).

Choki mengonfirmasi bahwa dirinya bukan diusir saat kegiatan itu. Dia memilih keluar karena dijewer oleh Edy Rahmayadi.

"Aku bukan diusir, tapi keluar saja aku setelah dimaki-maki. Bukan aku saja yang dimaki, hampir semua orang di ruangan itu dimarah-marahinya," tuturnya.

Sikap Edy Rahmayadi tuai respon dari pelatih biliar hingga anggota DPR. Simak halaman selanjutnya.

Pelatih Billiar Sumut: Kenapa Saya Harus Tepuk Tangan?

Choki mengatakan dirinya bingung kenapa harus tepuk tangan ketika Edy Rahmayadi bicara. Choki menyebutkan bahwa hal disampaikan Edy biasa saja sehingga dia tidak perlu bertepuk tangan.

"Aku bingungnya apa yang harus ditepuk tangankan dari beliau? Toh, semua-semuanya biasa saja, jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan jadi kena marah di depan orang ramai?" katanya.

Choki menjelaskan biliar jarang mendapat perhatian dari Pemprov Sumut. Choki juga mengatakan hal tersebut menjadi salah satu alasan cabang biliar mengapa billiar tidak mendapatkan medali emas saat PON Papua lalu.

"Minus perhatian terhadap dunia olahraga, tapi gila hormat dan tepukan tangan dari pegiat olahraga. Hal spektakuler apa dibuatnya sehingga penting kali tepuk tangan?" ujarnya.

Komisi X DPR Kritik Sikap Edy Rahmayadi: Sikap Tidak Baik

Edy Rahmayadi yang viral karena menjewer pelatih biiliar Sumut mendapat kritik dari Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda. Huda menilai sikap Edy sangatlah tidak baik dan melukai harga diri seorang pelatih.

"Saya kira (sikap Gubsu) salah, publik juga kalau menghakimi juga wajar. Karena setidak berprestasi apapun semangatnya semua cabor punya potensi dibina, spiritnya kan membina bukan pembinasaan, apalagi mengejek bahkan men-downgrade atau melukai hati seorang pelatih," ucap Huda kepada wartawan, Selasa (28/12).

Halaman 2 dari 2
(azl/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads