Sekitar 4.000 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Ketinggian air bervariasi mulai dari 25 hingga 1 meter.
"Dari hasil pemantauan Tim Rescue KPP Palembang di lokasi banjir kota Palembang pada 25 Desember 2021 yakni, Kecamatan Ilir Timur II (dua) sebanyak 100 KK ketinggian air 25 cm, Kecamatan Ilir Timur I (satu) 3100 KK ketinggian air 25 cm, Kecamatan Ilir Timur III (tiga) 1040 KK ketinggian air 40 cm, Kecamatan Kalildoni. 500 KK ketinggian air 50 cm," kata Kepala Basarnas Palembang Herry Marantika ketika dimintai konfirmasi detikcom, Senin (27/12/2021).
"Yang lumayan parah (kedalamannya) ada di lokasi Sukawinatan (Kecamatan Sukarami)," tambah Herry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir di Kota Palembang disebabkan oleh hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (25/12) lalu. Herry mengungkapkan, dari hasil pemantauan tim di lapangan, setidaknya ada sekitar 4.000 KK yang terdampak.
"Terparah di Kecamatan Sukarami, tepatnya di Perumahan Graha Sukawinatan Permai, Jalan Perjuangan Sukajaya, RT 003 RW 007. Jumlah KK dalam RT 160 KK, yang terdampak 100 KK, jumlah rumah terendam lebih kurang 200, ketinggian air sepinggang orang dewasa 1 meter," sambungnya.
![]() |
Selain melakukan pemantauan dan pendataan, Basarnas mengevakuasi sejumlah warga. Evakuasi menggunakan perahu karet.
"Yang dievakuasi tim SAR ada 9 orang, 5 dewasa, 2 bayi dan 2 anak-anak. Yang lain lebih memilih bertahan di rumah masing-masing dengan berbagai pertimbangan," jelasnya.
Sebelumnya, Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, menilai BPBD Kota Palembang kurang cermat dalam mengambil langkah. BPBD Sumsel mengaku tak ada laporan soal data warga terdampak hingga hari kedua banjir.
"Ini saja saya minta laporan berapa banyak yang terdampak, tidak ada dari kota ini. Rupanya kota juga tidak ada data berapa banyak yang terdampak itu," ungkap Ansori pada Minggu (26/12).
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut penyebab banjir di Kota Palembang diduga tak hanya hujan deras, tapi juga sistem drainase kota yang tidak optimal.
"Menurut laporan BPBD Kota Palembang, banjir di wilayahnya terjadi setelah hujan lebat mengguyur beberapa kecamatan. Hujan dengan intensitas tinggi ini menyebabkan debit air anak Sungai Musi meluap. Kondisi tersebut diperburuk oleh faktor drainase kota yang kurang optimal," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (26/12).