Rel trem ditemukan di lokasi proyek MRT Jakarta Fase 2A Glodok Kota. Pemprov DKI Jakarta bakal memindahkan rel trem itu ke lokasi lain.
"Memang dulu pada zaman Belanda memang ada rel trem. Tentu nanti akan dipindahkan," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (26/12/2021).
Riza menuturkan, di zaman dulu, trem merupakan transportasi yang diminati warga untuk beraktivitas di sekitar Jakarta. Kendati demikian, saat ini penyediaan transportasi umum difokuskan pada moda transportasi umum seperti TransJakarta, LRT maupun MRT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Pemprov DKI akan menindaklanjuti temuan bersejarah itu melalui penelitian.
"Transportasi ini kita masih gunakan MRT, LRT, Busway, angkot belum ada program pembangunan trem. Nanti kita akan lihat ke depan ya, apakah nanti (pembangunan trem) dibutuhkan," ujarnya.
Lihat juga video 'Rumitnya Proses Relokasi Tugu Jam Thamrin Demi Pembangunan MRT':
Sebelumnya, ramai di media sosial terkait temuan diduga rel trem di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A Glodok-Kota. Temuan rel tersebut tampak terkubur beton.
Arkeolog Senior Candrian Attahiyat mengungkapkan memang jalur trem di kawasan Glodok itu dulunya ditutup dan dilapisi aspal.
"Dulu kalau pembongkaran trem itu dikabarkan akan menelan biaya yang lebih banyak lagi, makanya dulu ditutup saja dan dilapisi aspal agar lebih efektif," kata dia saat dihubungi detikcom, Sabtu (25/12/2021).
Candrian mengungkapkan, penutupan rel tersebut agar jalan di wilayah tersebut bisa sejajar dan rel tidak timbul ke atas aspal. Trem di Jakarta ada sejak 1950-an dan berakhir pada 1962. Nah, pada periode 1950-an trem diakuisisi oleh PPD dan menjadi kendaraan, bus, dan lain-lain.
Trem di Jakarta dulunya digunakan oleh orang-orang yang bekerja di perkotaan. Sedangkan warga yang tinggal di kampung menggunakan moda transportasi lainnya. Saat itu trem merupakan kendaraan yang paling efektif karena bisa mengangkut banyak orang sekaligus.