Sinetron TMTM: Warga hingga Relawan Mengaku Miris
Syuting TMTM dilakukan di posko pengungsian yang berada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang yang sudah dilakukan sejak Selasa (21/12/2021). Warga, relawan hingga warganet memprotes syuting sinetron tersebut lantaran menilai hal yang dilakukan kurang etis.
"Menurut saya produksi film di lokasi bencana kurang etis, karena ini tempat pengungsian. Dan tempat bencana ketika dikomersilkan kan kurang bagus," ujar salah satu warga, Najmudin kepada detikcom, Rabu (22/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecuali produksi film ada imfact kepada pengungsi. Seperti hasil dari produksi film untuk pembuatan hunian sementara atau rumah warga terdampak (erupsi Semeru)," imbuhnya.
Sejalan dengan itu, para relawan mengaku miris melihat kejadian tersebut. Koordinator Saver (Sahabat Volunteer Semeru) Sukaryo atau Cak Yo, mengaku sempat memprotes syuting sinetron tersebut melalui posting-an di Instagramnya. Dia menilai aktivitas ini kurang empati terhadap korban erupsi Gunung Semeru.
Cak Yo menjelaskan alasannya melakukan protes karena memanfaatkan situasi bencana untuk kepentingan komersil itu tidak pantas. Terlebih, masih banyak korban yang berduka hingga trauma usai kehilangan sanak saudaranya.
"Bagi kita, ayolah siapapun itu kalau dia niatnya peduli jangan mengambil kesempatan dalam bencana. Entah itu untuk konten atau sesuatu yang nggak pantas. Sekarang yang kita pikirkan itu bagaimana masyarakat pulih dan kondisi di sana lebih baik," terangnya.
(azl/imk)