Suasana tampak riuh di kediaman kediaman Duta Besar Kerajaan Belgia untuk Indonesia, Mr Stephane de Loecker, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Sang pemilik rumah tengah menerima kedatangan tamu istimewa yang menjalani misi terbang keliling dunia.
Tamu istimewa itu adalah Zara Rutherford (19). Zara merupakan pilot perempuan termuda yang berupaya menorehkan catatan Guinness World Record dengan berkeliling dunia sendirian menggunakan pesawat bermesin tunggal.
Zara tiba di Jakarta pada Selasa (21/12) kemarin. Kedatangannya terlambat dua hari dari yang dijadwalkan lantaran terjebak di Kalimantan karena faktor cuaca buruk, yang membuatnya harus rehat di Pulau Borneo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Zara pun lantas berbagi kisah petualangannya. Warga Belgia itu dibesarkan di keluarga penerbang. Kedua orang tuanya merupakan pilot. Demikian pula adik laki-lakinya.
Zara mulai belajar terbang sejak kecil. Saat berusia 16 tahun, dia masuk sekolah penerbangan secara formal dan mendapatkan lisensi terbang pada 2020. Ia sempat mengenyam pendidikan penerbangan di Inggris, Belgia, dan Amerika. Ia belajar terbang dengan berbagai pesawat ukuran kecil.
Zara, yang baru saja lulus dari St. Swithun's School di Winchester, Inggris, tengah menanti saat dibukanya masa perkuliahan. Waktu luang inilah yang ia gunakan untuk bertualang keliling dunia.
"Aku baru saja lulus sekolah, dengan spesialisasi pelajaran matematika, ekonomi, dan fisika," tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (23/12/2021).
Saat ini, perempuan pemegang kewarganegaraan ganda Inggris dan Belgia itu telah memiliki izin terbang French Microlight Licence. Ia menorehkan catatan 80 jam terbang resmi dan ratusan jam terbang yang tak tercatat. Zara telah terbang melintasi Benua Eropa dan Afrika. Tahun depan, setelah perjalanan keliling dunia rampung, Zara akan berupaya mendapatkan lisensi pilot komersial.
Rencana Zara berkeliling dunia terbang sendirian mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Sang ayah menyiapkan segala keperluan logistik yang ia butuhkan. Sedangkan sang ibu, kata dia, walau sangat mendukung, lumayan khawatir.
"Tapi aku bisa meyakinkan Ibu. Dan mereka pun mendukungku dalam menggapai impian," ungkapnya.
Lihat juga video 'Martha & Vanda, Dua Pilot Perempuan Pertama dari Papua':
Zara ingin pecahkan Guinness World Records. Simak di halaman selanjutnya.
Guinness World Records
Awalnya, Zara berencana terbang keliling dunia untuk mengisi jeda atau waktu luang sebelum masa perkuliahan tiba. Ia tak berharap akan jadi perempuan termuda yang terbang sendirian keliling dunia. Namun, ketika menelisik lebih dalam lagi, ternyata ia bisa saja menjadi perempuan Belgia pertama, bahkan perempuan termuda pertama yang akan terbang solo mengitari bumi. Maka, ia pun memasang target dapat masuk catatan Guinness World Records.
"Aku sangat beruntung lahir dan dibesarkan dalam keluarga pilot. Ayah dan Ibu mengenalkanku pada pesawat dan dunia penerbangan sejak kecil. Dan aku sangat menikmati momen-momen kala terbang sendirian di angkasa," ungkap Zara.
Menurut Zara, hal yang paling membahagiakan dirinya adalah saat lepas landas dan terbang ke angkasa. "Saat itu rasanya seperti dirimu meraup esensi kebebasan yang tak terkira," ujarnya dengan wajah berbinar.
"Kau manusia, tapi kau bisa terbang. Momen itulah yang paling membuatku bahagia," lanjut Zara.
Pemegang rekor penerbang perempuan termuda yang berhasil keliling dunia saat ini adalah Shaesta Waiz. Ia menorehkan catatan tersebut kala berusia 30 tahun. Sementara pemegang rekor penerbang pria termuda adalah Travis Ludlow saat menginjak berusia 18 tahun. Travis berhasil mematahkan rekor Mason Andrews, yang berusia 18 tahun dan lima bulan saat terbang keliling dunia.
Bagi Zara, perbedaan usia antara pria dan perempuan ini menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup lebar di antara keduanya dalam dunia penerbangan.
Menciptakan kesadaran perempuan dalam dunia penerbangan adalah salah satu misi penting lain Zara. Berdasarkan data International Society of Women Airline Pilots (ISA), hanya 5,1 persen pilot wanita di maskapai penerbangan seluruh dunia.
Zara berharap apa yang ia lakukan dapat menginspirasi para perempuan untuk tertarik pada dunia penerbangan.
"Lima persen adalah angka yang sangat kecil, mengingat ini adalah karier di mana seseorang pada dasarnya mendapat bayaran untuk berkeliling dunia," kata dia.
Simak di halaman selanjutnya.
Keliling Dunia
Rute yang dilalui Zara sesuai dengan persyaratan 'terbang keliling dunia' yang telah ditetapkan Guinness World Records. Rute ini meliputi lima benua dan 52 negara dengan total jarak tempuh lebih dari 51.000 km. Perkiraan petualangan Zara akan memakan waktu empat hingga lima bulan, tergantung cuaca yang ia hadapi.
Selain itu, salah satu syarat perjalanan Zara dianggap 'keliling dunia' adalah harus melintasi Garis Khatulistiwa sebanyak dua kali dan melewati dua Antipode.
Penerbangan Zara dilakukan secara Visual Flight Rules (VFR) atau penerbangan dengan referensi visual. Bahasa sederhananya, penerbangan siang hari.
Memulai perjalanan dari Belgia pada 18 Agustus 2021, Zara telah melintasi Benua Eropa mulai dari Inggris, Islandia, hingga Greenland. Perjalanan pun berlanjut hingga Benua Amerika, melintasi Amerika Serikat hingga Amerika Selatan. Setelah itu, Zara melanjutkan penerbangan ke Rusia, dan Asia.
Korea adalah negara Asia pertama yang ia singgahi. Selanjutnya, penerbangan Zara melintasi Taiwan, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, Zara sempat menghadapi cuaca buruk dan terpaksa menginap di Ketapang, Kalimantan, sebelum akhirnya tiba di Bandara Halim Perdanakusuma. Perjalanan Zara akan berlanjut ke Singapura, India, hingga Jazirah Arabia dan kembali ke Belgia.
Terbang dengan Pesawat Ultralight Shark
Dalam petualangannya keliling dunia, Zara menerbangkan pesawat jenis Ultralight Shark. Sebuah pesawat mungil bermesin tunggal tercepat di dunia. Pesawat ini dapat mencapai kecepatan hingga 300 km per jam. Mampu terbang jauh, sangat aman dan mumpuni.
Pesawat yang dipiloti Zara juga telah dimodifikasi agar dapat mencapai kecepatan hingga 3.500 km per jam dan dilengkapi sistem komunikasi satelit.
"Aku sangat berterima kasih kepada Shark atas pinjaman pesawat yang begitu indah ini," ungkapnya.
Ziva Narendra, Presiden Direktur Aviatory Indonesia, sebagai salah satu pihak yang menyambut Zara di Indonesia, mengaku kagum akan keberanian dan keandalan gadis belia itu dalam dunia penerbangan. Teknologi navigasi pesawat yang ditumpangi Zara, kata Ziva, tak berbeda jauh dengan teknologi yang terdapat pada pesawat komersial. Namun semua itu dirangkai dan dimodifikasi dengan kebutuhan Zara, yang memang kebanyakan melakukan penerbangan visual dan mengandalkan pandangan mata.
"Zara terbang di bawah regulasi VFR. Batas jam operasinya pun dalam waktu daylight (siang hari). Sekitar 30 menit setelah matahari terbit, dan 30 menit sebelum matahari terbenam. Maksimum pilot di bawah regulasi VFR dibatasi terbang tanpa henti selama sembilan jam sehari," jelas Ziva.