Dinas Kesehatan Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), tengah mencari warganya yang menggunakan jasa joki vaksin Abdul Rahim (49). Warga pengguna jasa joki vaksin itu akan disuntik vaksin.
"Kita masih menunggu data hasil penyelidikan dari Polres terkait nama-nama yang diwakili oleh si joki vaksin, kemungkinan sebentar kalau mereka sudah kumpul akan langsung kita lakukan vaksin di Polres," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pinrang Dyah Puspita Dewi dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (23/12/2021).
Polres Pinrang saat ini sedang menyelidiki warga yang telah menggunakan jasa joki vaksin. Mereka akan akan dihadirkan di Mapolres Pinrang untuk dimintai keterangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Dinkes Pinrang hingga kini masih menunggu hasil tes urine dan darah Abdul Rahim, yang telah disuntik vaksin sebanyak 17 kali.
"Hasilnya masih kita tunggu (efek vaksin berkali-kali), karena yang berhak menyampaikan itu adalah dokter ahli," Kata Dyah.
Dinkes Pinrang juga berkoordinasi dengan Polres Pinrang untuk memeriksa kejiwaan Abdul Rahim.
"Kalau melihat dari luar penampilannya normal, namun ada hal yang tidak kita ketahui dan bisa dilihat oleh dokter ahli jiwa," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Satgas COVID-19 Pinrang Andi Irwan Hamid mengungkap penyebab joki vaksin Abdul Rahim (49) bisa lolos mewakili warga disuntik vaksin hingga 17 kali. Irwan membantah pelaksana vaksinasi di Pinrang tidak sesuai SOP hingga joki bisa lolos.
"Tidak ada yang tidak sesuai dengan protap, cuma memang ada kelemahan dan saya kira dimana-mana bisa terjadi (joki vaksin), cuma mungkin di Pinrang yang terbongkar," ujar Irwan di Mapolres Pinrang, Kamis (23/11).
Meski menegaskan pihaknya tidak salah karena ada Abdul bisa lolos menjadi joki vaksin, Irwan mengatakan Satgas COVID-19 Pinrang akan melakukan evaluasi terhadap program vaksinasi agar tidak ada lagi yang menjadi joki vaksin.
"Tetap ada evaluasi meskipun sebenarnya berjalan normal. Secara administrasi (pengawasan) agak sulit dijangkau oleh petugas vaksinator kita (joki vaksin), mereka memperlihatkan KTP dengan memakai masker ini kan agak sulit dideteksi," katanya.
(nvl/idh)