Polisi telah menyelidiki pengeroyokan brutal oleh sejumlah pria berbadan tegap di kantor ekspedisi Anteraja di Jakarta Timur. Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Dari hasil pemeriksaan polisi, terungkap pemicu pengeroyokan tersebut. Berikut fakta-fakta terkait pengeroyokan tersebut:
1. Tiga Orang Jadi Tersangka
Polisi telah mengamankan 4 orang terkait aksi pengeroyokan itu. Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga tersangka itu ada satu kepala cabang, terus koordinator, sama sekuriti," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqafi saat dihubungi, Rabu (22/12/2021).
2. Tiga Tersangka dari Penyalur Tenaga Kerja
Polisi mengungkapkan ketiga tersangka itu merupakan pegawai di PT TSI, perusahaan penyalur tenaga kerja. Perusahaan itu berada di satu ruko yang sama, hanya beda satu bangunan dengan Anteraja.
"PT TSI. Beda satu ruko," imbuhnya.
Sementara itu, Ahsanul menyebutkan ada tiga orang korban pengeroyokan tersebut. Satu orang korban telah divisum.
"Korban ada tiga kalau nggak salah, tapi yang divisum satu orang," lanjutnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya
Saksikan Video 'Tudingan 'Penyalur Kerja Palsu' Picu Pengeroyokan Karyawan Anteraja':
3. Pengeroyokan Dipicu Tudingan 'Penyalur Kerja Penipu'
Ahsanul mengungkapkan pegeroyokan itu dipicu adanya tudingan 'penyalur kerja penipu'. Hal ini membuat pihak dari PT TSI tersinggung.
Awalnya, saat itu ada seorang pelamar yang hendak melamar di kantor penyalur tenaga kerja yang lokasinya berdekatan dengan kantor Anteraja.
"Nah, kebetulan pelamar kerja itu parkir motor di depan paket Anteraja bersebelahan, beda satu ruko gitu. Dia bilang 'itu penipu... itu penipu'," ujar Ahsanul.
4. Polisi Sebut Adanya Aksi Saling Pukul
Polisi juga mengungkap kedua pihak saling menyerang. Pihak agen penyalur tenaga kerja juga mengaku diserang oleh pihak Anteraja.
"Kalau pihak penyalur tenaga kerja dia diserang oleh pihak paket Anteraja. Kalau menurut paket Anteraja itu 'saya diserang', jadi sama-sama menyerang gitu loh," jelas Ahsanul.
Hanya, sejauh ini polisi baru menemukan bukti petunjuk terkait pengeroyokan di kantor Anteraja.
"Cuma di video yang ada di situ yang nyerang penyalur tenaga kerja, tapi faktanya sebelumnya dia diserang sekuritinya sama paket Anteraja," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya
5. Kesaksian Mencekam Warga
Richard, seorang petugas Keamanan RT 07 dan 08 Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengatakan pengeroyokan itu terjadi pada Selasa (21/12) siang kemarin. Richard menyebutkan saat itu setidaknya ada 7 orang dari kantor penyalur tenaga kerja yang menyerbu ke kantor Anteraja.
"Saya balik lagi jam 10.30 WIB, datang temennya kantor ini (perusahaan penyalur tenaga kerja, red). Terus sama bosnya, serang anak buahnya ini (karyawan Anteraja), dipukulin, bonyok. Anak buah paket (Anteraja) ada 4 orang di dalam. Yang dipukul bibirnya pecah, yang satu kepalanya bocor," ujar Richard kepada detikcom di lokasi, Rabu (22/12/2021).
Untuk diketahui, kantor Anteraja ini masih berada di satu ruko dengan kantor penyalur tenaga kerja. Polisi sebelumnya menyebutkan bahwa kantor penyalur tenaga kerja itu bernama PT TSI.
Namun, saat didatangi, tidak ada plang PT TSI di kantor tersebut. Kantor penyalur tenaga kerja ini hanya berselang satu tempat usaha dengan kantor Anteraja.
Dia juga menambahkan bahwa para pelaku melakukan penyerangan menggunakan gagang sapu dan helm, hingga merusak 3 motor milik karyawan Anteraja. Saat ini, barang bukti sudah diamankan oleh Polres Jakarta Timur.
"Ada pake gagang sapu sama helm. Motor hancur diinjak 3 motor. Barang bukti dibawa ke Polres," terangnya.
6. Tentang PT TSI
Richard menyebutkan bahwa PT TSI merupakan perusahaan penyalur tenaga satpam. Menurutnya, perusahaan itu sudah setahunan berdiri.
"(Penyalur) satpam. Ada setahun," ujar Richard.
Richard menyebutkan perusahaan itu menyalurkan tenaga kerja satpam, tapi tidak ada plangnya. Richard juga menyebutkan bahwa perusahaan itu dipimpin bos seorang 'jenderal'.
"Ada bosnya, ada jenderalnya. Nggak ada plangnya, nggak ada apa-apa. Biasanya toko ada tulisannya, ini nggak ada dari awal," terang Richard.