Satgas Ungkap Wisatawan Memaksa Karantina Gratis: Alasan Tak Ada Uang

Satgas Ungkap Wisatawan Memaksa Karantina Gratis: Alasan Tak Ada Uang

Khairul Ma'arif - detikNews
Rabu, 22 Des 2021 23:44 WIB
Komandan Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Agus Listiyono
Komandan Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Agus Listiyono (Khairul/detikcom)
Jakarta -

Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta mengungkap setiap harinya ada puluhan wisatawan Indonesia yang memaksa untuk karantina gratis di Wisma Atlet. Mereka yang baru dari luar negeri tersebut selalu beralasan tidak punya uang.

Berdasarkan aturan memang setiap wisatawan internasional yang baru datang di Bandara Soekarno Hatta diwajibkan melakukan karantina terlebih dahulu selama sepuluh hari. Namun hanya WNI dengan kriteria tertentu yang mendapatkan fasilitas karantina gratis di Wisma Atlet.

"Untuk wisatawan Indonesia kan tidak berhak ke wisma. Maka harusnya ke hotel namun dia itu memaksakan diri untuk ke wisma dan menghujat pemerintah bahwa dia tidak dilayani seperti orang yang ada di wisma," ujar Dansatgas Udara COVID-19 Bandara Soetta, Kolonel Agus Listiyono, saat ditemui di kantornya, Rabu (22/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus mengungkapkan, sesuai dengan aturan, hanya ada tiga kriteria yang dapat melakukan karantina gratis milik pemerintah. Meski begitu, menurutnya, dalam sehari, selalu saja ada wisatawan yang memaksa meminta dikarantina di Wisma Atlet.

"Pertama pegawai imigran Indonesia itu wajib hukumnya di wisma. Yang kedua pelajar. Yang ketiga ASN atau pegawai negeri sipil yang diberi surat tugas oleh pemerintah. Itu yang berhak ke wisma namun kenyataannya setiap hari ada saja pelancong atau wisatawan dan lain sebagainya itu yang di-scan di tempat kami itu masuknya hotel, namun setiap hari itu ada mas. Kisaran 50 sampai 60 itu ada setiap hari," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, para wisatawan ini memaksa karantina di fasilitas milik pemerintah yang gratis karena persoalan finansial. Agus mengaku tidak memiliki solusi untuk menghadapi penumpang yang seperti ini.

"Kemarin aja ada 57 itu kan menjadikan beban negara. Alasannya, mereka itu rata-rata uang, tidak punya uang. Saya tidak membikin solusi apa-apa karena di dalam aturannya hanya dua karantina itu, solusinya tetap aja dimasukkan ke wisma," tuturnya.

Agus mengakali penumpang yang seperti ini dengan mengelompokkannya terakhir setelah tiga kriteria penumpang sudah dibawa ke Wisma Atlet.

"Makanya kita kan tidak bisa memaksa dia untuk ke hotel, tetep saya bawa ke wisma dengan catatan dia paling akhir. Setelah tiga kriteria penumpang utama selesai baru ini saya data dulu. Setelah itu yang wisatawan angel ini baru dibawa. Kalau kita barengkan, kan enggak ada bedanya," ucapnya.

(maa/maa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads