Karyawan Anteraja di Jl Raya Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, dikeroyok oleh tiga orang dari PT TSI, perusahaan penyalur tenaga kerja. Saat ini kantor Anteraja masih tutup.
Pantauan di lokasi, kantor Anteraja belum buka hingga pukul 12.50 WIB, Rabu (22/12/2021) siang ini. Pagar halaman Anteraja masih ditutup, begitu juga dengan rolling door ruko masih digembok.
Sama halnya dengan kantor Anteraja, kantor PT TSI dalam kondisi tutup. Kantor perusahaan penyalur tenaga kerja ini masih dalam satu ruko yang hanya berselang satu tempat usaha saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor Anteraja yang menjadi TKP pengeroyokan tersebut juga tidak terlihat dipasangi garis polisi. Tidak ada aktivitas di sana.
Kesaksian Warga
Richard, seorang petugas keamanan RT 07 dan 08 Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengatakan pengeroyokan itu terjadi pada Selasa (21/12) siang kemarin. Richard menyebutkan saat itu setidaknya ada tujuh orang dari kantor penyalur tenaga kerja yang menyerbu ke kantor Anteraja.
"Saya balik lagi jam 10.30 WIB, datang temennya kantor ini (perusahaan penyalur tenaga kerja). Terus sama bosnya, serang anak buahnya ini (karyawan Anteraja), dipukulin, bonyok. Anak buah paket (Anteraja) ada empat orang di dalam. Yang dipukul bibirnya pecah, yang satu kepalanya bocor," ujar Richard kepada detikcom di lokasi, Rabu (22/12/2021).
Untuk diketahui, kantor Anteraja ini masih berada di satu ruko dengan kantor penyalur tenaga kerja. Polisi sebelumnya menyebutkan bahwa kantor penyalur tenaga kerja itu bernama PT TSI.
Namun, saat didatangi, tidak ada plang PT TSI di kantor tersebut. Kantor penyalur tenaga kerja ini hanya berselang satu tempat usaha dengan kantor Anteraja.
Dia juga menambahkan para pelaku menyerang menggunakan gagang sapu dan helm hingga merusak tiga motor milik karyawan Anteraja. Saat ini, barang bukti sudah diamankan oleh Polres Jakarta Timur.
"Ada pakai gagang sapu sama helm. Motor hancur diinjak, tiga motor. Barang bukti dibawa ke Polres," terangnya.
Simak Video 'Tudingan 'Penyalur Kerja Palsu' Picu Pengeroyokan Karyawan Anteraja':