Kesaksian Mencekam Warga soal Pengeroyokan Staf Anteraja

M Hanafi Aryan - detikNews
Rabu, 22 Des 2021 12:41 WIB
Penampakan kantor Anteraja yang stafnya dikeroyok di Jaktim. (M Hanafi/detikcom)
Jakarta -

Polisi telah menetapkan tiga orang tersangka terkait pengeroyokan karyawan Anteraja. Ketiga tersangka merupakan kepala cabang hingga sekuriti PT TSI, perusahaan penyalur tenaga kerja.

Richard, seorang petugas Keamanan RT 07 dan 08 Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengatakan pengeroyokan itu terjadi pada Selasa (21/12) siang kemarin. Richard menyebutkan saat itu setidaknya ada 7 orang dari kantor penyalur tenaga kerja yang menyerbu ke kantor Anteraja.

"Saya balik lagi jam 10.30 WIB, datang temennya kantor ini (perusahaan penyalur tenaga kerja, red). Terus sama bosnya, serang anak buahnya ini (karyawan Anteraja), dipukulin, bonyok. Anak buah paket (Anteraja) ada 4 orang di dalam. Yang dipukul bibirnya pecah, yang satu kepalanya bocor," ujar Richard kepada detikcom di lokasi, Rabu (22/12/2021).

Untuk diketahui, kantor Anteraja ini masih berada di satu ruko dengan kantor penyalur tenaga kerja. Polisi sebelumnya menyebutkan bahwa kantor penyalur tenaga kerja itu bernama PT TSI.

Namun, saat didatangi, tidak ada plang PT TSI di kantor tersebut. Kantor penyalur tenaga kerja ini hanya berselang satu tempat usaha dengan kantor Anteraja.

Dia juga menambahkan bahwa para pelaku melakukan penyerangan menggunakan gagang sapu dan helm, hingga merusak 3 motor milik karyawan Anteraja. Saat ini, barang bukti sudah diamankan oleh Polres Jakarta Timur.

"Ada pake gagang sapu sama helm. Motor hancur diinjak 3 motor. Barang bukti dibawa ke Polres," terangnya.


Ada 'Jenderal' di PT TSI

Richard menyebutkan bahwa PT TSI merupakan perusahaan penyalur tenaga satpam. Menurutnya, perusahaan itu sudah setahunan berdiri.

"(Penyalur) satpam. Ada setahun," ujar Richard.

Richard menyebutkan perusahaan itu menyalurkan tenaga kerja satpam, tapi tidak ada plangnya. Richard juga menyebutkan bahwa perusahaan itu dipimpin bos seorang 'jenderal'.

"Ada bosnya, ada jenderalnya. Nggak ada plangnya, nggak ada apa-apa. Biasanya toko ada tulisannya, ini nggak ada dari awal," terang Richard.

Simak Video 'Tudingan 'Penyalur Kerja Palsu' Picu Pengeroyokan Karyawan Anteraja':






(mea/fjp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork