Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Suharso Monoarfa menilai kiprah dan keberadaan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam selama ini membuktikan bahwa Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan.
"Nahdlatul Ulama telah membuktikan bahwa demokrasi dan Islam tidaklah bertentangan. Saya kira itu salah satu kontribusi besar Nahdlatul Ulama kepada bangsa," ujar Suharso dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12/2021).
Di sela-sela Muktamar ke-34 NU di Lampung itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas ini menilai demokrasi bukanlah ideologi, melainkan tata cara atau tata laksana. Sedangkan Islam merupakan sebuah sistem nilai yang utuh dan menyeluruh untuk mengatur hidup manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, NU menjadi sebuah model yang penting, termasuk dalam sukses mempraktikkan dan membuktikan hubungan Islam dan demokrasi," terangnya.
Lewat Muktamar NU kali ini, Suharso berharap ke depan NU bisa terus mengawal Islam rahmatan lil 'alamin. Ia juga mendoakan agar pelaksanaan Muktamar kali ini berjalan lancar.
Mengenai munculnya dua sosok kandidat Ketua Umum PBNU pada Muktamar kali ini, Suharso hanya menjawab jika keduanya sama-sama hebat. "Dua kandidatnya hebat-hebat semua," tuturnya.
Untuk diketahui, selain Suharso Monoarfa, hadir juga sejumlah elit PPP lainnya dalam pembukaan Muktamar NU ke-34 di Lampung pada Rabu pagi ini, di antaranya Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi, Wakil Ketua Umum DPP PPP yang juga Wakil menteri Agama Zainut Tauhid, serta sejumlah pengurus DPP PPP lainnya
(akn/ega)