Pengacara Razman Arif Nasution mengaku mendapat teror paket berisi kepala kambing busuk yang dikirim ke tempat tinggalnya di Apartemen Mediterania Palace di Kemayoran, Jakarta Pusat. Razman menduga teror tersebut berkaitan dengan posisinya di ormas Pemuda Pancasila (PP).
"(Setelah memegang kasus Pemuda Pancasila) iya, kasus-kasus lain juga, ada kasus di Banda Aceh yang viral, ada juga baru-baru ini saya menangkan kasus tanah di Mahkamah Agung yang kita juga berhadapan dengan mafia tanah yang tidak pernah tersentuh selama berpuluh-puluh tahun. Ada juga kasus 7 ton emas di Surabaya, ada juga kasus perkebunan, semua jadi viral. Tapi yang saya lihat itu diduga keras ada kaitannya dengan Pemuda Pancasila," kata Razman saat dihubungi, Selasa (21/12/2021).
Razman menuturkan, selama menjadi pengacara dan mengurusi berbagai kasus, dirinya sudah terbiasa mendapatkan teror, tapi baru kali ini menerima teror berupa kepala kambing busuk. Dia menduga teror datang karena ucapannya yang menyebut siapa pun yang mencoba meminta PP dievaluasi, patut diduga keras bersangkutan dengan pendukung komunis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu semua yang saya sebut ada teror ke saya, itu biasa bagi saya. Tapi begitu saya megang Pemuda Pancasila, saya menyebut bahwa siapa pun yang coba-coba minta PP dievaluasi atau dibubarkan maka patut diduga keras yang bersangkutan pendukung paham komunis," ujarnya.
Razman mengatakan tak lama setelah dia menyampaikan statement tersebut, dia mendapat telepon pukul 02.00 pagi. Telepon masuk dengan menggunakan nomor pribadi.
"Itu nggak berselang berapa hari langsung malem, saya itu kan baru tidur baru jam 2 jam 3, dan ini unknown dan private number," ucapnya.
Razman sendiri merupakan Ketua Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila yang menangani perkara berkaitan dengan Pemuda Pancasila. Sebagai pengacara, Razman pernah menangani sejumlah partai politik, tetapi baru kali ini menerima teror semacam ini.
Kronologi Teror Kepala Kambing Busuk
Razman menceritakan paket tersebut diterima sekuriti apartemen pada Sabtu (18/12) lalu. Karena ia sedang di kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara, sehingga paket itu tidak langsung dibuka oleh sekuriti yang menerima.
"Saya kaget ketika hari Sabtu kemarin saya di kampung, itu saya ditunjukin WA ada paket masuk dibungkus rapi, ada pitanya," tuturnya.
Razman curiga terhadap paket tersebut karena tidak ada nama pengirimnya. Selang dua hari, paket tersebut mengeluarkan bau.
Sekuriti tersebut kemudian menghubungi pengelola apartemen bernama Ade. Ade kemudian menghubungi istri Razman dan memberi tahu soal paket tersebut mengeluarkan bau.
"Saya bilang buka. Dibukalah. Saya makin curiga, kok ada kotak gede seperti kontainer makanan gitu, tahu-tahu bau terus kelihatan kepala kambing," jelasnya.
Razman menduga pelaku adalah organisasi tanpa bentuk (OTB).
"Saya duga pelakunya adalah organisasi tanpa bentuk," katanya.
(dek/fjp)