Kasus pertama varian Omicron terdeteksi di Indonesia. Anggota Komisi IX DPR fraksi NasDem, Nurhadi, meminta pemerintah untuk tidak lengah, mengingat adanya libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).
"Masyarakat tetap harus waspada dalam menghadapi penularan virus Corona, terutama varian Omicron, yang terdeteksi lebih cepat menular. Pemerintah tetap waspada jangan lengah adanya jeda libur Nataru," kata Nurhadi, kepada wartawan, Kamis (16/12/2021).
Nurhadi juga meminta agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Selain itu, dia mengimbau agar program vaksinasi dipercepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain protokol kesehatan masyarakat harus mengikuti vaksinasi. Sejalan dengan itu segenap pemangku kepentingan termasuk TNI/Polri juga harus mempercepat vaksinasi agar segera tercapai target 70% populasi untuk terbentuk kekebalan komunal," ujarnya.
"Kita menyambut baik kebijakan pemerintah melakukan vaksinasi bagi anak berusia 6-11 tahun. Vaksinasi anak akan memberikan banyak manfaat dalam upaya mencegah penularan virus korona mulai dari keluarga masing-masing," lanjut Nurhadi.
Meski begitu, dia menyambut baik apapun keputusan pemerintah demi mencegah penyebaran Omicron. Bahkan, menurutnya, pemerintah bisa mempertimbangkan tutup pintu bagi WNA.
"Setuju perketat orang luar masuk jalur RI, dan larangan masuk khususnya warga asing dari negara dengan kasus Omicron cukup tinggi," tuturnya.
Simak laporan terkait Omicron di halaman selanjutnya
Saksikan Video 'Omicron Masuk Indonesia, Ini Hal-hal yang Harus Diperhatikan':
Kasus pertama Omicron ini sebelumnya diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin lewat siaran langsung, Kamis (16/12/2021). Pasien tersebut seorang pegawai pembersih Rumah Sakit Wisma Atlet berinisial N.
"Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi ada seorang pasien N inisialnya, terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember. Pasien N ini adalah pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet," kata Budi.
Kini, pasien Omicron berinisial N tersebut sudah dinyatakan negatif Corona. Meskipun demikian, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati karena Kemenkes mendeteksi adanya 5 kasus probable Omicron yakni 2 kasus WNI dan 3 kasus WNA Tiongkok
Sampel PCR dari 5 kasus probable Omicron ini masih diproses di Badan Litbang Kesehatan (Balitbankes). Hasilnya akan dikonfirmasi secepatnya.
"Diharapkan dalam 3 hari ke depan kita sudah bisa mengkonfirmasikan apakah benar ini Omicron atau tidak," ungkap Budi.