Pemimpin Buruh Ditangkap, Demo May Day Dilarang di Kamboja
Senin, 01 Mei 2006 15:15 WIB
Phnom Penh - Berbahagialah kaum buruh di Indonesia karena masih bisa menyuarakan aspirasi mereka dengan berdemo. Tidak seperti di Kamboja.Di negeri Asia Tenggara itu, pemimpin buruh ditangkap polisi bertepatan dengan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei ini. Polisi juga menghalang-halangi ribuan pekerja yang ingin berjalan menuju pusat kota Phnom Penh untuk memperingati May Day.Chea Mony, ketua organisasi buruh terbesar Kamboja, Serikat Perdagangan Bebas Kamboja, dibawa ke mobil polisi setelah berusaha bernegosiasi dengan polisi. Aparat tetap pada keputusannya untuk tidak mengizinkan demo May Day.Demikian disampaikan pemimpin oposisi Sam Rainsy seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (1/5/2006)."Negara kita belum memiliki demokrasi yang seharusnya dan belum mematuhi hak asasi manusia," cetus Sam Rainsy. "Hari ini Kamboja memperlihatkan rasa tidak hormat terhadap para pekerja kita. Padahal pemerintah tidak seharusnya bertindak seperti ini," imbuhnya.Personel keamanan dalam jumlah besar ditempatkan di jalan-jalan sekitar gedung parlemen dan di depan kantor Perdana Menteri Hun Sen. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Kamboja, Khieu Sopheak menyatakan, para pekerja diizinkan untuk berkumpul di kantor-kantor serikat buruh, namun dilarang melakukan aksi turun ke jalan. "Demi menjaga keamanan, kami telah meminta mereka untuk tetap berada di kantor-kantor mereka," ujarnya.
(ita/)