PWI Peringati Hari Pers Nasional 2022, Gelar Anugerah Kebudayaan

PWI Peringati Hari Pers Nasional 2022, Gelar Anugerah Kebudayaan

Anggi Muliawati - detikNews
Rabu, 15 Des 2021 16:36 WIB
PWI menggelar acara Anugerah Kebudayaan dalam rangka memperingati HPN 2022.
Foto: PWI menggelar acara Anugerah Kebudayaan dalam rangka memperingati HPN 2022. (Anggi Muliawati/detikcom)
Jakarta -

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar acara Anugerah Kebudayaan (AK) dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2022. Acara tersebut diikuti oleh kepala daerah di berbagai wilayah Indonesia.

"Dari mimbar ini PWI mengajak kepada pimpinan nasional, parlemen, politisi, dan seluruh masyarakat, khususnya insan kebudayaan, agar secara sungguh-sungguh memajukan kebudayaan Indonesia," ujar Ketua Umum PWI Pusat, Atap S. Depari dalam sambutannya di acara silaturahmi AK-PWI, di Hall Dewan Pers Jakarta, Rabu (15/12/2021).

"UNESCO bahkan menyebut Indonesia sebagai negara super power di bidang kebudayaan. Maka sudah saatnya kita memajukan kebudayaan secaa nyata, untuk kesejahteraan yang berkeadilan," sambung Atap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Atap, Ketua Pelaksana HPN 2022, Auri Jahya mengatakan acara tersebut merupakan apresiasi PWI kepada kepala daerah karena tetap menggunakan budaya sebagai basis pembangunan di masing-masing wilayah.

"PWI ingin menghidupkan kembali tentang budaya daerah, artinya pembangunan daerah, artinya PWI mengapresiasi sebenarnya tentang bagaimana tetap menggunakan budaya sebagai basis pembangunan di masing-masing wilayah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Auri mengatakan dalam acara tersebut ada 10 nominasi yang akan ditentukan oleh dewan juri. Untuk acara puncaknya sendiri akan berlangsung di Kendari Sulawesi Tenggara, pada 7-9 Februari 2022.

"Ke 10 nominasi ini besok (Kamis) akan dilakukan penilaian terhadap mereka karena besok pagi akan melakukan presentasi tentang program-program yang sudah beliau lakukan," ujarnya.

Lebih lanjut, acara tahun ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya. Auri mengatakan untuk tahun sebelumnya acara lebih berfokus kepada pandemi yaitu penanganan awal agar mengurangi korban. Sedangkan tahun ini lebih mengarah kepada memenangi sehingga tidak ada korban.

"Perbedaan itu ada, setiap tahun pasti berbeda, kalau kemarin masih terkait dengan pandemi, tapi bagaimana penanganan awalnya supaya mengurangi korban, tapi yang sekarang itu lebih maju lagi, bagaimana memenangi sehingga tidak ada korban dengan basic budaya lokal masing-masing," tuturnya.

(aud/aud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads