Polres Mukomuko, Bengkulu, menindaklanjuti laporan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) setempat terkait pengeroyokan terhadap guru SDN 5 Mukomuko oleh 3 orang yang salah satunya wali murid di lingkungan sekolah dasar di Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko. Polisi bakal segera memanggil terlapor.
"Kami akan tindaklanjuti laporan terkait pengeroyokan guru. Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan terlapor," kata Kapolres Mukomuko AKBP Witdiardi melalui dalam keterangannya di Mukomuko, seperti dikutip dari Antara, Rabu (15/12/2021).
Witdiardi mengatakan pihaknya dalam waktu dekat ini akan memanggil pelapor, terlapor, dan pihak terkait lainnya dalam kasus pengeroyokan guru SDN 5 Mukomuko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyatakan terlapor dalam kasus ini tiga orang warga Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko. Ketiga orang yang dilaporkan diduga kuat telah melakukan pengeroyokan terhadap guru SDN 5 atas nama I Wayan.
"Laporannya sudah kita terima, bahwa terjadi pemukulan yang dilakukan oknum wali murid. Diduga pelaku 3 orang, akan kami periksa di Polres Mukomuko," ujarnya.
Ketua PGRI Kabupaten Mukomuko Rasita mengatakan guru SDN 5 Kota Mukomuko bernama Wayan ini dikeroyok diduga karena sebelumnya guru ini menegur salah satu siswa kelas 5 SDN yang memukul siswa kelas 1.
"Pada saat guru menegur siswa ini pak Wayan menepis pipi siswa dan kebetulan siswa ini kesakitan sariawan," ucapnya.
Terkait dengan kejadian ini, Rasita berharap kepada pihak terkait agar permasalahan ini ditindaklanjuti supaya ada kenyamanan guru mengajar di sekolah. Menurutnya, kalau terjadi hal seperti ini guru tidak nyaman mengajar lagi dan membuat guru tidak betah mengajar.
Dia meminta semua pihak harus profesional dalam menyelesaikan permasalahan ini, jangan main hakim sendiri. Selan itu, kata dia, kejadian ini membuat profesi guru tidak dihargai lagi itu, dan PGRI tidak terima karena perbuatan tersebut melecehkan guru.
"Kalau kejadiannya seperti ini, kenyamanan guru tidak ada lagi, dari pada guru minta pindah lagi karena ketakutan mengejar di sekolah tersebut," ujarnya.
Rasita merasa khawatir setelah kejadian ini guru hanya melaksanakan tugas mengajar saja, guru tidak lagi menjalankan fungsi membimbing siswa.
Untuk diketahui, sebanyak 20 orang lebih anggota dan pengurus PGRI Mukomuko mendatangi Mapolres Mukomuko untuk melaporkan pelaku pengeroyokan guru SDN 5 Mukomuko. Pengeroyokan ini diduga terjadi pada Jumat (10/12), di lingkungan sekolah dasar di Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko.
Simak juga 'Cemburu Buta, Pemuda Ajak Teman Keroyok Pria yang Nge-chat Pacarnya':