Keluarga: Bahruddin alias Abdul Hadi 4 Tahun Menghilang

Keluarga: Bahruddin alias Abdul Hadi 4 Tahun Menghilang

- detikNews
Minggu, 30 Apr 2006 14:47 WIB
Solo - Salah seorang yang dinyatakan tewas dalam baku tembak dengan polisi di Wonosobo Sabtu kemarin disebut bernama Abdul Hadi alias Bahruddin Shaleh asal Tawangsari, Sukoharjo. Keluarganya belum berani memastikannya, namun diakui Bahruddin telah hampir empat tahun menghilang tanpa kabar.Ayah Bahruddin, Muslam (61 tahun), Minggu (30/4/2006) pukul 10.30 WIB dibawa oleh jajaran Polres Sukoharjo ke RS Bhayangkara Semarang untuk melihat dan memastikan apakah salah satu dari dua mayat yang ditemukan polisi pasca-baku tebak di Wonosobo adalah jenazah anaknya.Muslam didampingi adik Bahruddin bernama Jamal dan seorang kerabat bernama Mursyidi. Udin, demikian Bahruddin biasa dipangil oleh keluarga dan para tetangga, adalah anak keempat Muslam dari enam bersaudara. Mereka tinggal di Dusun Tegalrejo, Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo.Muslam menuturkan bahwa Udin sejak awal 2003 telah menghilang tanpa kabar sekali pun yang diberikan kepada keluarga. Satu-satunya yang pernah disampaikannya sebelum pergi adalah akan menetap di Kediri untuk mengajar sebuah pesantren, namun demikian dia juga tidak meninggalkan alamat."Setelah itu tidak pernah pulang dan berkirim kabar. Saya tidak berani memberikan pernyataan lebih lanjut karena hingga saat ini saya belum tahu apakah yang meninggal di Wonosobo itu benar-benar anak saya. Saya akan membuktikan dulu," ujar pensiunan pegawai Depag Sukoharjo tersebut dengan nada datar.Informasi bahwa Udin telah meninggalkan rumah cukup lama juga dibenarkan para tetangga. Anton, teman sepermainan Udin yang rumahnya persis berhadapan dengan rumah orangtua Udin, mengatakan telah hampir empat tahun lalu dia melihat Udin di rumah. Setelah itu Udin tidak pernah lagi terlihat."Saat itu dia sedang dalam perawatan karena mengalami patah tulang kaki. Saya tidak tahu sebab apa dia bisa patah tulang karena kecelakaannya tidak di desa sini. Setelah itu sembuh dia pergi dan tidak pernah saya lihat lagi dia pulang. Sebelumnya dia beberapa kali pulang meskipun cuma sehari dua hari," ujarnya.Anton mengatakan, masa kecil Udin tidak beda dengan anak-anak seusianya. Tabiat dan perilakunya mulai dirasakan berbeda setelah tamat dari SD di desanya lalu meneruskan pendidikan di sebuah pesantren."Saya tidak tahu pesantren mana. Yang pasti setelah itu dia menjadi tertutup dan kalau pulang ke desa jarang berkumpul dengan warga maupun teman-teman sebayanya. Kalau pulang hanya sebentar dan selalu di rumah saja. Kalaupun keluar ya hanya ke masjid lalu kembali lagi ke rumah," lanjut Anton.Di mana Udin pernah nyantri, keluarganya juga tidak bersedia memberikan keterangan. Muslam hanya mengatakan semua pendidikan Udin ditempah di daerahnya saja yaitu masih di Kecamatan Tawangsari. Namun buru-buru Anwar, kakak kandung Udin, meminta wartawan untuk tidak bertanya lebih lanjut."Karena belum ada kepastian, tolong jangan terlalu mendetail dulu. Saya takut terjadi fitnah yang dapat merugikan berbagai pihak. Bukan hanya kami saja, tapi bisa saja pihak-pihak lain yang tidak tahu-menahu menjadi terimbas persoalan" cegahnya.Sementara itu, seorang tetangganya mengaku tidak kaget mendengar berita Udin tewas di Wonosobo. "Menjelang lebaran lalu ada petugas memberitahu saya bahwa Udin buron kasus teror. Dia minta tolong kepada saya kalau melihat Udin pulang ke desa agar saya segera melapor ke polisi," kata sumber tersebut. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads