.webp)
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara menggelar aksi saat peringatan Hari HAM sedunia. Dalam aksi yang digelar di depan Mapolda Sumatera Selatan itu, Koordinator Pusat BEM Nusantara Dimas Prayoga menyebut beberapa kasus dan pelanggaran HAM yang hingga saat ini masih samar-samar.
"Aksi peringatan hari HAM Internasional kali ini kami lakukan di depan Mapolda Sumatera Selatan, mengingat ada beberapa kasus kekerasan dan pelanggaran HAM yang masih mengalami ketidakjelasan nasib," ujar Dimas dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/12/2021).
"Maka dari itu mari sama-sama kita suarakan dan meminta pertanggungjawaban negara atas kasus-kasus yang terjadi," sambung Dimas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Koordinator Daerah BEM Nusantara Sumsel Reja Anggara menyinggung salah satu kasus pelecehan seksual yang dilakukan dosen di salah satu universitas di Sumsel. Dirinya berharap aksi yang dilakukan kali ini dapat menyampaikan pesan agar kasus serupa tidak lagi terjadi.
"Harapannya dengan adanya aksi ini akan menjadi catatan kawan-kawan BEM se-Indonesia yang tergabung di aliansi BEM Nusantara untuk mengawasi serta mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual terhadap perempuan, terkhusus di ruang lingkup civitas akademika," tuturnya.
Dalam aksi tersebut, BEM Nusantara menyampaikan 5 poin tuntutan, yakni:
1. BEM Nusantara menuntut pertanggungjawaban Negara dalam Hal penuntasan seluruh kasus Pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia
2. BEM Nusantara mendesak Presiden Joko Widodo untuk menepati janji kampanyenya dalam penuntasan kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
3. BEM Nusantara menuntut keadilan yang seadil adilnya untuk seluruh korban kekerasan dan pelanggaran HAM di Indonesia
4. BEM Nusantara meminta para pelaku pelanggaran HAM untuk segera diadili sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku
5. BEM Nusantara mendesak Kepolisian Daerah Sumatera Selatan untuk segera melakukan proses hukum terhadap oknum pelaku kekerasan seksual yang terjadi di Universitas Sriwijaya Palembang.
(akn/ega)
