Vaksinasi Pertama Hampir 70%, Masyarakat Diminta Lengkapi Dosis Kedua

Vaksinasi Pertama Hampir 70%, Masyarakat Diminta Lengkapi Dosis Kedua

Dea Duta Aulia - detikNews
Jumat, 10 Des 2021 22:07 WIB
dr. Reisa Broto Asmoro
Foto: dok. BNPB
Jakarta -

Capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama di Indonesia hampir mencapai 70%. Hal tersebut diungkapkan oleh Jubir Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Broto Asmoro.

Meskipun begitu, masyarakat tetap diimbau segera melengkapi vaksin dengan dosis kedua dan tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku. Hal itu bisa bermanfaat untuk mencegah lonjakan kasus menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

dr Reisa menjelaskan, sejak vaksin COVID-19 pertama kali tiba di Tanah Air pada 6 Desember 2020 lalu, Indonesia telah menerima lebih dari 400 juta dosis vaksin baik dalam bentuk jadi siap suntik, atau bahan baku yang diproses kemudian oleh PT Bio Farma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka tersebut dapat dicapai dengan upaya pemerintah mengadakan vaksin melalui berbagai cara, antara lain pembelian langsung, hibah dari negara sahabat, atau melalui kerja sama internasional seperti COVAX Facility, di mana Indonesia adalah salah satu pemimpinnya," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/12/2021).

Ia menjelaskan, hingga 7 Desember 2021 lalu tercatat sudah lebih dari 100 juta warga yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi COVID-19. Sementara itu, yang menerima suntikan dosis pertama total hampir 145 juta orang atau hampir 70% dari sasaran vaksinasi.

ADVERTISEMENT

"Berarti masih ada sekitar 45 juta warga yang sedang menunggu dosis keduanya," ujar dr Reisa.

Ia juga menjelaskan sejak 2020, Indonesia telah memiliki 7 jenis vaksin yakni Sinovac, Vaksin COVID-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Janssen.

dr Reisa menjelaskan, beragam jenis vaksin tersebut juga berpotensi akan berkembang lebih banyak seiring dengan terbitnya izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BPOM sendiri telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk 11 jenis vaksin COVID-19 yakni yakni Sinovac, Vaksin COVID-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Sputnik V, Zifivax, Janssen, Convidecia dan Covovax.

"Berkat upaya seluruh pihak, berdasarkan data Our World in Data pada awal Desember 2021 ini, Indonesia menduduki peringkat ke-5 negara dengan jumlah terbanyak vaksinasi COVID-19 dosis lengkap, setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat dan Brazil," jelasnya.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memiliki target vaksinasi lengkap yang akan dicapai pada awal tahun 2022. "Kemenkes RI sendiri telah menargetkan vaksinasi lengkap untuk 208,2 juta warga akan dicapai di Maret atau April tahun depan," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mengikuti program vaksinasi COVID-19. dr Reisa menjelaskan, vaksin bisa memberikan manfaat untuk mengurangi angka kesakitan berat bahkan kematian apabila sampai terpapar virus COVID-19.

Mengacu Laporan dari Satgas Penanganan COVID-19 menyebutkan jumlah pasien sembuh naik secara rata-rata dan jumlah pasien COVID-19 yang meninggal dunia semakin sedikit.

"Vaksinasi juga sudah menjadi syarat perjalanan baik dalam negeri maupun luar negeri. Mereka yang sudah mendapatkan dosis lengkap, persyaratan perjalanannya akan jauh lebih mudah untuk masuk ke tempat-tempat umum yang mewajibkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi," jelasnya.

Ia mengungkapkan, WHO menyebutkan bahwa vaksin yang beredar saat ini masih ampuh untuk melindungi dari sakit berat dan kematian akibat mutasi virus Sars Cov-2.

"WHO juga menyerukan agar setiap pemerintah dan setiap individu harus menggunakan semua alat yang kita miliki saat ini, pencegahan, pengujian, perawatan untuk tetap melawan COVID-19 terutama dengan mempercepat cakupan vaksin pada populasi paling berisiko," jelasnya.

Sementara itu, untuk memastikan kesehatan masyarakat Indonesia lebih terjamin, pemerintah telah menjalankan beragam kebijakan salah satunya dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level di Indonesia.

"Dengan memperhatikan prinsip-prinsip public health and social measures atau yang kita terapkan dalam bentuk PPKM level di Indonesia," ungkap dr Reisa.

Ia juga mengingatkan, bahwa meski sampai dengan malam tadi hasil whole genome sequencing dari Indonesia tidak ditemukan varian Omicron, namun kewaspadaan harus diutamakan.

dr Reisa mengajak agar ajang perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi pembuktian bahwa 280 juta rakyat Indonesia percaya lebih baik mencegah atau memutus penularan sekarang, daripada mengobati dan mengalami lonjakan kasus yang mengkhawatirkan nanti di tahun 2022.

"Mari kita tetap membatasi dan memperketat mobilitas penduduk agar tidak ada lonjakan kasus dan warga tetap sehat setelah perayaan Nataru," imbau dr Reisa.

Menurutnya, komitmen pemerintah tidak berubah untuk memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat, meningkatkan kualitas penanganan, dan memperketat mobilitas selama Nataru yang berpotensi meningkatkan penularan. Pengendalian diterapkan mulai dari pintu masuk kedatangan internasional hingga ke tingkat kabupaten/kota.

"Syarat kedatangan dari luar negeri yang diperketat dengan menerapkan syarat hasil tes PCR negatif yang berlaku dua hari sebelum keberangkatan dan karantina selama 10 hari setelah tiba di Indonesia. Lalu perjalanan jarak jauh dalam negeri wajib vaksinasi lengkap dan hasil antigen negatif yang valid selama 1 hari sebelum keberangkatan," ujarnya.

Ia juga menjelaskan, pelarangan perayaan tahun baru juga menyasar sejumlah tempat seperti hotel, pusat perbelanjaan, tempat wisata, dan tempat keramaian umum lainnya.

Sementara itu, untuk operasional mall, resto, bioskop, tempat wisata diizinkan dengan kapasitas maksimal 70% hanya untuk orang dengan kategori hijau sesuai penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

"Seperti pesan Bapak Presiden Joko Widodo sejak awal program vaksinasi di Januari 2021, meski vaksin sudah ada, kita tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas," ungkap dia.

Ia juga mengajak pihak terkait seperti pemerintah daerah agar terus mengencarkan dan mempertahankan angka 3T.

"Saat itu dilakukan, insyaallah, 2022 kita akan fokus ke pemulihan bersama dan pulih jauh lebih sehat dan kuat, sesuai tema Presidensi indonesia di G20, recover together, recover stronger," tutup dr Reisa.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads