Lantaran ingin menghemat waktu perjalanan, pasangan pengantin baru di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa bertaruh nyawa menyeberangi sungai berarus deras menggunakan rakit di bawah guyuran hujan deras. Tidak hanya itu, perjalanan menuju rumah mempelai pria itu, dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 2 kilometer.
Dalam potongan video pendek yang beredar luas, tampak kedua mempelai masih mengenakan pakaian adat. Mereka ditemani beberapa sanak keluarga.
Mempelai pria sempat terlihat menggendong mempelai wanita menuju rakit untuk menyeberangi sungai. Ketika di tengah hutan, kedua mempelai dan rombongan pengiring masih harus melewati anak sungai, yang kedua sisinya dihubungkan menggunakan potongan papan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, kedua pengantin baru dalam video tersebut bernama Arham dan Kurnia. Pernikahan keduanya berlangsung pada Rabu (8/12) lalu. Video direkam paman mempelai pria bernama Kahar.
"Itu lagi mau mengantar ke rumah mempelai pria, kalau orang daerah sini bilang mapparola," ungkap Kahar saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (10/12/2021) siang.
Kahar menyebut mempelai pria berasal dari Desa Peburru, Kecamatan Tutar, sedangkan mempelai wanita dari Desa Daala Timur, Kecamatan Bulo. Kedua desa bertetangga ini hanya dipisahkan oleh aliran Sungai Maloso.
"Sebenarnya ada jalan lain, tapi kami harus memutar jauh dan menghabiskan waktu yang cukup lama. Kalau menyeberangi sungai, bisa hemat waktu," imbuh Kahar.
Kendati menyeberangi sungai selebar 100 meter ini bukan hal baru bagi warga di daerah ini, kedua mempelai diketahui sempat merasa khawatir. Lantaran air sungai mulai meninggi disertai guyuran hujan deras.
Menurut Kahar, dirinya sudah berulang kali mengajukan permohonan kepada pemerintah agar membangun jembatan untuk menghubungkan kedua sisi sungai. Apalagi, sudah pernah ada warga yang jadi korban terseret arus sungai.
"Memang tidak ada jembatan, saya sudah berulang kali bermohon agar dibangunkan jembatan, tapi belum ada realisasi. Padahal sudah pernah ada korban," pungkasnya.
Warga setempat sangat mengharapkan perhatian pemerintah agar membangun infrastruktur pendukung untuk menyeberangi sungai. Agar kelak aktivitas mereka dapat berjalan lancar, tanpa dibayangi rasa takut jika air sungai meluap.
(isa/isa)