"NU itu kalau mau muktamar itu bikin gegeran dulu, ribut, tapi kalau selesai nanti ger-geran namanya," ungkap Ma'ruf di Simalungun, Sumatera Utara, seperti dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (10/12/2021).
Ma'ruf kemudian menjelaskan maksud gegeran itu. Dia menyebut gegeran dapat diartikan adanya keributan akibat perbedaan pendapat ataupun perdebatan menjelang muktamar.
"Itu istilahnya sebelum muktamar mesti gegeran," candanya.
Ma'ruf menyebut, biasanya NU setelah selesai Muktamar akan kembali bercanada-tawa. Ma'ruf menyebut dengan istilah ger-geran.
"Nah, itu kalau sudah selesai (muktamar), ya sudah. Ketawa-ketawa saja," ujarnya.
Ma'ruf menyebut adanya keributan atau perbedaan pendapat menjelang Muktamar NU merupakan hal biasa. Dia menyebut hal itu terjadi sejak lama.
"Kalau yang dulu-dulu begitu," kata dia.
Ma'ruf Amin, yang merupakan mantan Rais Aam PBNU, berharap segala permasalahan yang muncul menjelang dan selama Muktamar NU dapat selesai bersamaan dengan selesainya pelaksanaan Muktamar.
"Saya harapkan juga (sekarang) seperti itu. Tidak berkelanjutan," tuturnya.
"Kalau berkelanjutan, itu yang repot," kelakar Ma'ruf.
Simak Video 'PBNU Tetapkan Muktamar ke-34 NU pada 23-25 Desember 2021':
(lir/mae)