Epidemiolog Beberkan Pentingnya Vaksin Booster buat Tangkal Omicron

Epidemiolog Beberkan Pentingnya Vaksin Booster buat Tangkal Omicron

Angga Laraspati - detikNews
Kamis, 09 Des 2021 22:58 WIB
Strips of newspaper with the words Omicron and Covid-19 typed on them. Omicron variant of COVID-19. Black and white. Close up.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Professor25
Jakarta -

Epidemiolog Kamaluddin Latief menjelaskan vaksin booster adalah dosis vaksin virus corona (COVID-19) untuk membantu dan memperkuat perlindungan usai 2 dosis pertama. Dosis booster ini berperan penting karena antibodi atau imunitas yang dibentuk oleh vaksin dapat turun atau berkurang seiring berjalannya waktu.

"Merujuk kepada data sementara dan adanya varian Delta dan (B.1.617.2) Omicron (B.1.1.529) menegaskan pentingnya vaksinasi dan booster," ujar Kamal dalam keterangan tertulis, Kamis (9/12/2021).

Ia memaparkan sebuah data yang menunjukkan peningkatan transmisibilitas varian Omicron dan efektivitas vaksin terhadap COVID-19 mengalami penurunan dari waktu ke waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini disebabkan oleh perlindungan dari vaksin yang menurun seiring berjalannya waktu, serta tingkat infeksi yang lebih besar dari berbagai varian tersebut, maka booster membantu memberi perlindungan jangka panjang dan agar tidak sakit parah akibat COVID-19.

Kamal juga menjelaskan, kemunculan berbagai varian belakangan ini menegaskan pentingnya vaksinasi, booster, dan upaya pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dari COVID-19.

ADVERTISEMENT

Efektivitas yang lebih rendah ini kemungkinan disebabkan oleh kombinasi penurunan perlindungan seiring berjalannya waktu sejak divaksinasi, serta infeksi yang lebih besar dari varian Delta.

Vaksin COVID-19 bekerja dengan baik untuk mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian, bahkan terhadap varian Delta yang beredar luas.

"Namun, para ahli kesehatan masyarakat mulai melihat perlindungan yang berkurang, terutama di antara populasi tertentu, terhadap penyakit ringan dan sedang," ujarnya.

Kamal menjelaskan, belum banyak data tentang semua vaksin COVID-19 untuk mengetahui apakah semua vaksin dapat dikombinasikan untuk dosis kedua dan booster. Dia mengakui, masih memerlukan lebih banyak riset di masa depan untuk menjawab hal tersebut.

Namun, apabila dosis kedua AstraZeneca tidak tersedia, WHO telah menyatakan bahwa dosis kedua Pfizer atau Moderna dapat digunakan.

"Ada beberapa bukti bahwa orang yang menerima satu dosis AstraZeneca diikuti dengan dosis Pfizer atau Moderna memiliki kemungkinan efek samping ringan yang lebih tinggi," katanya.

Meski demikian, Kamal berpendapat sebelum memikirkan booster, program vaksinasi harus mendahulukan vaksinasi dua dosis penuh untuk mengejar target herd immunity.

Menurutnya, pemberian booster harus diprioritaskan kepada para pejuang di garis depan, seperti kepada tenaga kesehatan karena mereka benar-benar berhadapan langsung dengan COVID-19.

"Booster ditawarkan setidaknya 6 bulan setelah dosis terakhir Anda, ini berkaitan dengan penurunan efektivitas vaksin. Dosis booster akan membantu untuk memperpanjang proteksi terhadap virus Corona," ujar Kamal.

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads