Briptu Fikri Ngaku Tak Tahu Siapa Tarik Pelatuk Pistol: Kondisi Saya Dicekik

Sidang Kasus Km 50

Briptu Fikri Ngaku Tak Tahu Siapa Tarik Pelatuk Pistol: Kondisi Saya Dicekik

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 07 Des 2021 17:25 WIB
Briptu Fikri Ramadhan di sidang PN Jaksel
Briptu Fikri Ramadhan (Yulida/detikcom)
Jakarta -

Terdakwa Briptu Fikri Ramadhan memberikan kesaksian soal insiden penembakan di Km 50 di Tol Cikampek. Briptu Fikri mengaku tidak tahu siapa yang menarik pelatuk saat sedang berebut dengan empat korban laskar FPI.

Awalnya Briptu Fikri mengaku sedang menginterogasi empat anggota laskar FPI di dalam mobil ketika dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya. Saat itu Briptu Fikri duduk di kursi tengah bersama satu orang anggota laskar FPI, kemudian tiga orang laskar FPI berada di kursi belakang.

Kemudian Fikri mengaku diserang oleh empat korban lainnya saat sedang memeriksa handphone, ada yang mencekiknya dari belakang, menjambak rambutnya, memukul, dan ada pula yang berusaha menarik senjata dari sampingnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dicekik dari belakang dan dianiaya, Briptu Fikri meminta bantuan rekannya yang duduk di kursi depan, yaitu Ipda Elwira karena anggota laskar FPI yang duduk di sampingnya berusaha merebut senjata tersebut. Saat itu Elwira langsung menembak anggota laskar FPI yang berada di samping Briptu Fikri.

Lalu, berdasarkan kesaksian Fikri, anggota laskar FPI yang berada di belakang tengah juga berusaha merebut senjata itu dari Fikri sehingga Elwira langsung menembak korban. Kemudian Fikri mengaku dua anggota laskar FPI lain yang berada duduk di kursi belakang lainnya berusaha merebut senjata itu hingga akhirnya terdengar suara letusan senjata api.

ADVERTISEMENT

"Pada saat senjata direbut, kondisi tangan kiri saya melepaskan cekikan, tangan kanan itu saya ganggu, (lalu korban anggota FPI yang duduk di samping Fikri ditembak terdakwa Elwira). Lalu yang tengah belakang berusaha mengambil, menarik (senjata), saya ganggu. Ketika saya dalam kondisi saya tidak bernafas saya lihat senjata ini dalam kondisi saya kuasai, senjata ini ditarik oleh yang belakang sebelah kanan. Karena yang di tengah belakang sudah ditembak Elwira. Karena pada saat senjata sudah ditarik ke sana (kanan belakang) saya berusaha melepaskan, senjata masih ditarik ke belakang kanan ditarik juga ke yang belakang kiri (kemudian terdengar suara letusan), selesai, juga tidak ada yang berusaha menarik tangan saya, lalu saya balik badan, saya amankan (sambil setengah berdiri ke belakang)," ujar Fikri.

Merespons hal tersebut, jaksa mempertanyakan mengapa luka tembakan terhadap korban anggota laskar FPI itu tepat berada di dada bagian kiri. Namun Briptu Fikri mengaku tidak tahu siapa yang menarik pelatuk.

"Saya tidak sadar bahwa saya melakukan penembakan, karena saya ditarik, Yang Mulia. Saya tidak tahu tangan siapa yang masuk ke senjata. Saya mendengar ada tembakan, ada 3 dan 2 bunyi tembakan. Saya tidak paham siapa yang masuk tangannya. Ketika sudah mengangkat senjata saya berbalik, senjata (diarahkan ke depan) saya lihat ada yang tak (bernyawa)," ujar Fikri.

Diketahui, Ipda M Yusmin Ohorella dan Briptu Fikri Ramadhan didakwa melakukan pembunuhan dan penganiayaan yang menyebabkan kematian dalam kasus Km 50. Kedua polisi itu sebenarnya didakwa bersama seorang lagi, yaitu Ipda Elwira Priadi, tetapi yang bersangkutan sudah meninggal dunia karena kecelakaan.

"Bahwa akibat perbuatan terdakwa (Ipda Yusmin) bersama-sama dengan Briptu Fikri Ramadhan serta Ipda Elwira Priadi (almarhum) mengakibatkan meninggalnya Luthfi Hakim, Akhmad Sofyan, M Reza, dan M Suci Khadavi Poetra," ucap jaksa saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (18/10/2021).

(yld/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads